Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Fundamental Ekonomi - Impor Barang Konsumsi Perlu Dikendalikan

Defisit Transaksi Berjalan Hambat Pertumbuhan Ekonomi Tinggi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Berdasarkan Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, defisit transaksi berjalan rata-rata per tahun diperkirakan berkisar 1,8-2,2 persen dari PDB. Sedangkan pada 2024, CAD diproyeksikan sekitar 1,3-2 persen dari PDB. Dokumen RPJMN itu menyebutkan tidak berkembangnya industri pengolahan berdampak pada kinerja perdagangan internasional Indonesia.

Hingga saat ini, ekspor Indonesia masih didominasi oleh ekspor komoditas dengan jasa transportasi asing, tidak berbeda dengan periode 40 tahun yang lalu. Rasio ekspor terhadap PDB terus menurun dari 41 persen pada 2000 menjadi 21 persen pada 2018. Akibatnya, Indonesia masih mengalami defisit transaksi berjalan hingga mencapai 3 persen, sementara beberapa negara peers sudah mencatatkan surplus.

Di tengah situasi keuangan global yang ketat, kenaikan CAD akan menghambat akselerasi pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat. Pakar ekonomi dari Universitas Brawijaya, Munawar Ismail, mengemukakan deindustrialisasi yang sedang berlangsung akan memperbesar CAD dari melebarnya defisit neraca perdagangan.

Sebab, impor bahan baku dan penolong, serta barang konsumsi akan meningkat, sebaliknya ekspor produk manufaktur cenderung turun. "Jika masalah struktural CAD terus-menerus berlangsung selama lima tahun depan, maka kemandirian ekonomi Indonesia akan terancam karena akan semakin dekat dengan middle income trap (jebakan negara berpenghasilan menengah)," jelas dia, saat dihubungi, Selasa (30/7).

Munawar menambahkan defisit perdagangan juga menyebabkan net ekspor minus sehingga mereduksi pertumbuhan ekonomi. Ekonom Indef, Bhima Yushistira, menilai perlunya pengendalian impor khususnya barang konsumsi.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S, Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top