Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Bumi

Dataran Tinggi Luas Akibat Letusan Gunung Api Ditemukan di Pasifik

Foto : afp/ ALFREDO ESTRELLA
A   A   A   Pengaturan Font

Formasi kompleks superstruktur geologis besar yang terletak jauh di bawah Samudra Pasifik berhasil ditemukan. Dataran ini terbentuk sejak periode Cretaceous, masa ketika dinosaurus masih berkeliaran di Bumi.

Para peneliti telah menemukan dataran tinggi bawah laut di Samudra Pasifik tepatnya di Fiji. Dinamakan dengan Dataran Tinggi Perbatasan Melanesia (Melanesian Border Plateau), lokasinya berada berada di sebelah timur Kepulauan Solomon.

Hasil penelitian yang dipimpin oleh Kevin Konrad, ahli geosains di Universitas Nevada, Las Vegas, Amerika Serikat, ini yang diterbitkan pada 1 Januari 2023 dalam jurnalEarth and Planetary Science Letters, menyebutkan bahwa Dataran Tinggi Perbatasan Melanesia ini terbentuk melalui empat gelombang vulkanisme yang terpisah.

Vulkanisme adalah fenomena meletusnya batuan cair (magma) ke permukaan Bumi atau planet atau Bulan berpermukaan padat, di mana lava, piroklastik, dan gas vulkanik meletus melalui celah di permukaan yang disebut ventilasi. Dataran tinggi bawah laut di Samudra Pasifik yang lebih besar dari negara Inggris ini diketahui memiliki luas 130.395 kilometer persegi.

Melanesian Border Plateau pertama kali terbentuk akibat letusan gunung berapi selama periode Kapur antara 145 hingga 66 juta tahun yang lalu. Letusan gunung api terus membentuk dataran tinggi tersebut sampai sekarang.

Faktanya, Dataran Tinggi Perbatasan Melanesia, yang terletak di sebelah timur Kepulauan Solomon, terbentuk melalui empat gelombang vulkanisme yang terpisah, semuanya dengan akar penyebab yang berbeda.

"Garis waktu ini penting karena fitur gunung berapi raksasa di bawah laut seringkali kurang dipahami," kata Konrad dikutip dariLive Science.

Dalam beberapa kasus, mereka terbentuk dalam satu banjir magma, yang dalam hal ini dikenal sebagai provinsi beku besar. Peristiwa vulkanik yang besar dan berlangsung lama ini begitu dramatis sehingga sering kali mengubah iklim dan dikaitkan dengan kepunahan massal.

Namun dalam kasus lain, fitur-fitur yang terlihat identik dengan provinsi beku besar sebenarnya terbentuk dalam jangka waktu yang lama, dengan beberapa peristiwa vulkanik yang menumpuk batuan seperti kue lapis, sehingga dengan sampel batuan yang terbatas, sulit membedakannya.

"Ada beberapa fitur di cekungan Pasifik di mana (para ilmuwan) hanya memiliki satu sampel, dan ini tampak seperti peristiwa tunggal yang sangat besar," jelas Konrad. "Kadang-kadang ketika kami mengambil sampel fitur-fitur ini secara mendetail, kami menyadari bahwa fitur-fitur tersebut sebenarnya dibangun dalam beberapa tahap selama puluhan juta tahun dan tidak akan menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan," papar dia.

Konrad dan kolaboratornya mendapat kesempatan untuk mengambil sampel Dataran Tinggi Perbatasan Melanesia secara detail pada 2013, selama misi penelitian selama lima pekan. Mereka menggunakan alat rantai besar untuk mengeruk batu dari lereng pegunungan bawah laut dan gunung berapi yang membentuk dataran tinggi tersebut.

Para peneliti di atas kapal memegang palu untuk memecah bebatuan yang dikumpulkan dari dasar laut menggunakan jaring logam. Sampel batuan ini kemudian dipelajari usia dan sifat kimianya. Mereka kemudian mengetahui bahwa dataran tinggi tersebut kemungkinan besar pertama kali terbentuk 120 juta tahun yang lalu.

Sebagian dataran tinggi yang mendasari bebatuan lain, yang dikenal sebagaiRobbie Ridge, kemungkinan besar terbentuk saat ini akibat banjir besar lava basaltik. Hal ini menciptakan dataran tinggi bawah laut yang besar yang kemungkinan besar tidak mencapai permukaan laut.

Batuan basaltik adalah jenis batuan beku yang terbentuk dari lava yang mengalir di kerak Bumi, lalu mendingin dan mengeras di permukaan. Batuan basalt terbentuk oleh proses vulkanik yang terjadi di permukaan Bumi, dan umumnya ditemukan di daerah dengan aktivitas vulkanik.

Titik Panas

Berikutnya, 45 juta tahun yang lalu, bagian Pasifik tersebut melayang di atas titik panas (hotspot) di dalam mantel.Hotspotini adalah gumpalan material panas yang muncul dari mantel dan menyebabkan terbentuknya gunung berapi di tengah lempeng tektonik. Hawaii adalah contoh rangkaian pulau yang terbentuk olehhotspot.

Dalam kasus ini, pelakunya adalahhotspotRurutu-Arago, yang masih ada di Polinesia Prancis hingga saat ini. Hal ini membentuk rangkaian pegunungan bawah laut, yang disebut gunung laut, dengan pulau-pulau yang menjulang di atas permukaan laut.

Pulau-pulau ini terkikis, namun 13 juta tahun yang lalu, gunung bawah laut tersebut melayang melewati titik panas lainnya, titik panas Samoa, yang saat ini membentuk Kepulauan Samoa.

"Semua saluran yang sama yang dilalui magma 45 juta tahun lalu, kini merupakan kelemahan yang sudah ada sebelumnya yang bisa dilalui magma 13 juta tahun lalu," kata Konrad.

Semua ini membangun pulau-pulau baru, yang lagi-lagi terkikis di bawah permukaan laut seiring berjalannya waktu. Terakhir, dalam tiga juta tahun terakhir, pergerakan tektonik di Palung Tonga telah memicu letusan gunung berapi baru di dataran tinggi tersebut sebuah mekanisme yang sangat berbeda dari vulkanismehotspotyang pernah terjadi sebelumnya.

Ada banyak titik api di Pasifik selatan, kata Konrad, sehingga kemungkinan besar gunung-gunung bawah laut lainnya telah terbentuk seiring berjalannya waktu dengan cara yang sama rumitnya.

Walau rumit, lembaga nirlaba Ocean Exploration Trust dan National Oceanographic and Atmospheric Administration mengambil sampel gunung laut semacam itu di AS.

Konrad dan rekan-rekannya dari Universitas Maryland dan Universitas Negeri California Long Beach akan segera mengambil sampel pegunungan di tengah-tengah Pasifik yang mungkin dibangun oleh titik api yang tumpang tindih.

Konrad mengusulkan untuk menyebut fitur-fitur ini sebagai "superstruktur lempeng tengah samudra" untuk membedakannya dari provinsi-provinsi batuan beku besar yang diciptakan oleh satu peristiwa vulkanik besar.

"Saat kita mengambil sampel secara lebih rinci. Kita akan menemukan lebih banyak kompleksitas," kata Konrad.hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top