Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Datangkan Hujan dengan Pembangkit Energi Terbarukan

Foto : AFP/JENNY VAUGHAN

Kincir Angin l Rombongan unta berjalan dekat instalasi ladang kincir angin pembangkit energi di Ashegoda, Ethiopia. Studi terkini menyebutkan bahwa selain membangkitkan energi bersih, ladang kincir angin dan panel surya turut berjasa untuk meningkatkan curah hujan di kawasan gurun.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebuah studi terbaru menyatakan bahwa megaproyek ladang kincir angin pembangkit energi dan panel surya selain bisa memperlambat pemanasan global juga bisa mendatangkan hujan di wilayah kering di Afrika. Laporan ini diumumkan para peneliti dalam tulisan yang dipublikasikan di jurnal Science pada edisi Kamis (6/9).

Dengan memanfaatkan model komputer untuk mensimulasi efek dari 20 persen luas gurun pasir di Bumi ini yang dipenuhi dengan ladang surya dan instalasi 3 juta unit kincir angin, ternyata megaproyek itu tak semata menghasilkan energi, tetapi juga menambah datangnya curah hujan di kawasan gurun itu, walau penambahannya tak terlalu besar.

"Ladang surya dan angin dengan ukuran itu, sekitar lebih dari 9 juta kilometer persegi, sanggup untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh dunia," demikian bunyi laporan dari studi itu.

"Selain itu para ilmuan menemukan terjadinya perubahan iklim di gurun Afrika akibat dipasangnya instalasi kincir angin dan panel surya yang positif yaitu semakin banyaknya tanaman tumbuh dekat ladang energi," imbuh laporan studi itu.

Dari simulasi model didapatkan kesimpulan bahwa efek dari ladang angin dan surya telah meningkatkan angka rata-rata curah hujan di seluruh wilayah Sahaya dari tadinya sebanyak 0,24 milimeter per hari, jadi 0,59 milimeter per hari.

Efek itu tak berlaku untuk keseluruhan kawasan gurun, namun peningkatan hujan yang cukup berarti akan terjadi di Sahel, wilayah semi-gurun yang terbentang dari Senegal ke Sudan yang lokasinya dekat dengan ladang energi terbarukan, dimana curah hujan di sana akan mengalami kenaikan antara 200 hingga 500 milimeter per tahunnya, atau sekitar 1,12 milimeter per harinya.

"Terobosan ini amat besar hingga berdampak amat besar bagi ekologi, lingkungan hidup, dan kehidupan sosial," ungkap laporan itu.

Menurut salah satu penulis laporan itu, profesor Daniel Kirk-Davidoff, dari University of Maryland, sebagian besar wilayah Sahara akan tetap amat kering, namun dengan bertambahnya curah hujan di pinggiran selatan Sahara bisa memicu tumbuhnya banyak tanaman. "Kondisi ini akan meningkatkan tumbuhnya penghijauan," kata Daniel.

Tingkatkan Evaporasi

Adapun penalaran dari perubahan iklim ini lebih banyak kaitannya kinerja ladang angin yang bisa membawa hawa panas dari udara terutama pada malam hari dan hal ini memungkinkan terjadinya proses peningkatan pengembunan (evaporasi) dan memicu tanaman untuk tumbuh. Tak hanya itu, pergantian hawa panas ini juga meningkatkan jumlah curah hujan per harinya.

Penalaran lainnya datang dari warna gelap panel surya yang mengurangi terik sinar matahari karena dipantulkan dari Bumi. Pantulan ini sedikit meningkatkan suhu udara namun juga memicu curah hujan lebih banyak.

Dalam kajian studi sebelumnya telah diungkapkan bahwa ladang angin dan surya terbukti memiliki efek bagi perubahan iklim dalam skala kontinen berkat terciptakanya permukaan daratan yang lebih gelap dan lebih kasar.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top