![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Darurat Pangan Filipina, Peringatan Keras bagi Indonesia!
Peningkatan Produksi Pangan Urgen
Foto: antaraJAKARTA - Pemerintah Indonesia perlu menggenjot produksi pertanian, khususnya pangan, melalui dukungan inovasi. Peningkatan produktivitas tersebut dimaksudkan sebagai langkah antisipasi risiko krisis pangan, seperti yang dialami Filipina saat ini.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) Moch. Arief Cahyono menuturkan Filipina resmi mengumumkan keadaan darurat ketahanan pangan akibat lonjakan harga beras tak terkendali. Langkah ini diambil untuk mengendalikan kenaikan harga yang semakin membebani masyarakat dlui tengah tekanan ekonomi dan ketergantungan pada impor.
"Apa yang dialami Filiphina mengingatkan kita semua pihak untuk tetap waspada. Kami prihatin dengan situasi di Filipina, tetapi tidak terkejut. Pak Menteri PertanianAmran Sulaiman sudah jauh-jauh hari mengingatkan potensi krisis pangan global. Karena itu, kami telah menyiapkan berbagai program strategis untuk mengantisipasinya,” jelasnya di Jakarta akhir pekan lalu.
Dirinya menyebutkan ketahanan pangan nasional saat ini sangat terjaga. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras pada awal 2025 diperkirakan meningkat signifikan.
BPS mencatat potensi produksi beras Indonesia pada periode Januari–Maret 2025 mencapai 8,67 juta ton, melonjak tajam sebesar 52,32 persen dibandingkan periode sama 2024 yang hanya 5,69 juta ton.
Potensi peningkatan produksi beras ini sejalan dengan meluasnya potensi luas panen padi yang diperkirakan mencapai 2,83 juta hektare (ha). Angka ini menunjukkan kenaikan sekitar 970,33 ribu ha atau 52,08 persen dibandingkan dengan luas panen pada Januari–Maret 2024 yang hanya sebesar 1,86 juta ha.
“Dengan peningkatan produksi ini, pasokan dalam negeri lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ungkapnya.
Arief menyebut peningkatan produksi beras juga tercermin dari harga yang tetap stabil. Berdasarkan data BPS, rata-rata harga beras di penggilingan pada Januari 2025 mencapai 12.796 rupiah per kg, turun 4,30 persen dibandingkan Januari 2024.
Dukungan Inovasi
Menurut Arief, produksi pangan Indonesia tahun ini terus menunjukkan perkembangan positif, berbanding terbalik dibanding kondisi banyak negara yang saat ini justru mengalami krisis pangan. Inovasi sangat dibutuhkan dalam pembangunan ekosistem pangan Indonesia. Ini utamanya menyangkut dalam upaya eskalasi produksi pangan dalam negeri, sehingga realisasi swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto dapat kian dekat.
Berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2025 update 21 Januari, dari sejumlah 12 pangan pokok strategis diestimasikan sebagian besar dapat dipenuhi dari produksi domestik. Hanya kedelai, bawang putih, dan daging sapi/kerbau yang harus terus diperhatikan perkembangan pasokannya. Dus, pemerintah meyakini tidak memerlukan pengadaan dari luar Indonesia selain 3 komoditas pangan tersebut.
Rektor IPB University, Arif Satria mengelaborasikan program aksi ketahanan pangan yang sedang diupayakan pihaknya tahun ini, salah satunya ada 10 program aksi ketahanan pangan IPB 2025. Aksi tersebut meliputi pengadaan 3.156 ton benih padi varietas unggulan IPB ke Kementan.
"Kedua, perluasan Kampung Inovasi IPB untuk padi sawah gogo pada 1.125 ha pada 2025 dengan menggunakan teknologi terkini dalam bidang budi daya padi. Dari hasil penelitian hasil uji coba pafa 2024 sudah bisa menaikkan 32 persen produktivitas padi di Jawa Barat. (Selanjutnya) pendirian rice innovation center di Kampus IPB," pungkasnya.
Berita Trending
- 1 Klasemen Liga 1 Setelah Laga-laga Terakhir Putaran ke-23
- 2 Dirut BPJS: Syarat Kepesertaan JKN Bukan untuk Mempersulit Jemaah Haji
- 3 Pendaftaran SNBP Jangan Dilakukan Sekolah
- 4 Elon Musk Luncurkan Grok 3, Chatbot AI yang Diklaim 'Sangat Pintar'
- 5 Danantara Harus Bisa Membiayai Percepatan Pensiun Dini PLTU