Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Temuan Medis

Dari Hewan Pengerat ke Manusia

Foto : afp/ Tchandrou NITANGA
A   A   A   Pengaturan Font

"Apa yang kami lihat adalah bekas luka pada genom virus yang telah diserang oleh enzim tersebut, tetapi itu tidak cukup untuk menghentikan penyebarannya," kata O'Toole, dalam tulisan Jon Cohen seorang korespondenScience.

Ia dan Rambaut lalu menyimpulkan bahwa telah terjadi penularan antarmanusia yang berkelanjutan sejak setidaknya 2017. Laboratorium Rambaut kemudian bekerja sama dengan Gomes dan para peneliti di Nigeria untuk menganalisis bagaimana APOBEC3 mempengaruhi virus tersebut sebelum meninggalkan Afrika.

Data sekuens dari 42 genom dari 2017 hingga 2021 dan satu dari 1971 menunjukkan bahwa virus tersebut kemungkinan telah beredar terus-menerus pada manusia sejak awal 2015. Data tersebut juga menunjukkan bahwa epidemi tersebut dimulai dengan satu infeksi, kemungkinan merupakan penularan dari hewan liar.

Sebuah studi berdasarkan 112 genom tambahan yang dipimpin oleh ahli biologi molekuler Christian Happi, yang mengepalai Pusat Keunggulan Afrika untuk Genomik Penyakit Menular (ACEGID) di Universitas Redeemer di Ede, Nigeria, menambahkan rincian tentang penyebaran secara geografis.

Dalam pracetak yang diunggah pada bulan Juni, tim Happi menyimpulkan bahwa virus tersebut kemungkinan berpindah dari hewan sekitar bulan Juli 2014 di Negara Bagian Rivers, tempat Port Harcourt berada, atau Negara Bagian Abia di dekatnya. Dari sana, virus tersebut berulang kali menyebar ke wilayah lain di Nigeria, termasuk Lagos, kota berpenduduk 15 juta orang, dan Ibu Kota Abuja, yang masing-masing memiliki bandara internasional yang sibuk. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top