Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Obituarium

Daoed Joesoef Sederhana dan Peduli Pendidikan

Foto : ISTIMEWA

Mantan Menteri Pendidikan Nasional Kabinet Pembangunan III, Alm. Daoed Joesoef

A   A   A   Pengaturan Font

Kenangan makan nasi bungkus bersama-sama saat rapat redaksi masih meninggalkan kesan mendalam pada ingatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir, saat ditanya tentang sosok Mantan Menteri Pendidikan Nasional Kabinet Pembangunan III, Daoed Joesoef.

Menteri Pendidikan Nasional yang menjabat pada 1978-1983 ini tutup usia pada pukul 23.55 WIB, Selasa (23/1). Jenazah Daoed disemayamkan di rumah duka, Jalan Bangka VII Dalam Nomor 14, Jakarta Selatan, dan akan dimakamkan di Pemakaman Giri Tama, Bogor, Jawa Barat.

Di mata Muhadjir, Daoed Joesoef merupakan tokoh nasional yang memiliki pandangan luas, visi kuat terhadap dunia pendidikan, dan pikiran-pikirannya yang mendasar. Muhadjir mengenal Daoed saat dirinya bersama beberapa aktivis pers mahasiswa menjadi anggota redaksi koran Warta Mahasiswa.

Dalam beberapa kesempatan, kata Muhadjir, Daoed memberi pengarahan pada rapat redaksi di koran terbitan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) waktu itu. Hidup dengan kesederhanaan, tutur Muhadjir, bahkan Daoed tidak enggan ikut makan nasi bungkus bersama-sama para mahasiswa sebelum rapat redaksi dimulai," kenang mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.

Bahkan menurut Muhadjir, tidak mudah mencontoh semangat yang dimiliki Daoed Joesoef. Meski usianya sudah lanjut, namun tetap produktif. Pemikiran tokoh pendidikan yang wafat di 91 tahun ini dikenal sangat jernih, sedikit radikal dan pemikirannya mendasar. "Sehingga pandangannya masih sering muncul media massa," ujarnya.

Bagi Muhadjir, Daoed Joeseof telah memberi andil besar terhadap arah perjalanan pendidikan Indonesia. "Arah pendidikan nasional saat ini juga berkat kebijakan-kebijakan strategis yang beliau ambil pada saat menjabat Menteri Pendidikan Nasional."

Menantu Daoed Joesoef, Bambang Pharmasetiawan, mengatakan selain karena usia sudah tua, Daoed Joesoef juga memiliki gangguan kesehatan pada jantung. "Bapak juga pernah dipasang ring pada 18 tahun yang lalu," kata Bambang.

Daoed Joesoef meninggalkan seorang istri, Sri Sulastri, dan seorang anak, Sri Sulaksmi Damayanti, menantu, dan dua orang cucu. Daoed Joesoef lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 8 Agustus 1926. Almarhum memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan kemudian melanjutkan pendidikannya ke Sorbonne, Prancis.

Daoed Joesoef merupakan seorang pendiri lembaga pemikiran Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Saat menjabat sebagai Mendikbud, Daoed Joesoef terkenal karena memperkenalkan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) yang bertujuan membersihkan kampus dari kegiatan politik. cit/E-3

Komentar

Komentar
()

Top