Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Danau Laut Air Tawar, Lanskap Epik di Kota Takengon

Foto : afp/ CHAIDEER MAHYUDDIN
A   A   A   Pengaturan Font

Lanskap alam dataran tinggi Gayo yang cantik bisa menjadi tujuan untuk memanjakan mata dan pikiran. Danau Laut Air Tawar yang terbentuk karena peristiwa tektonik adalah daya tarik utama Kota Takengon di Kabupaten Aceh Tengah.

Dataran tinggi Gayo memiliki bentang alam dengan pemandangan alam yang amat memukau. Salah satu lanskap apik di Pegunungan Bukit Barisan ini adalah Danau Laut Air Tawar yang dalam bahasa sub etnik Aceh Gayo bernama "Danau Lut Tawar".

Danau Laut Air Tawar berada di Kabupaten Aceh Tengah, membujur dari timur ke barat dengan panjang mencapai 17 kilometer, dan lebar rata-rata sekitar 5 kilometer. Luas danau ini 5.472 hektare dengan volume air yang ada mencapai 2.537.483.884 meter kubik atau 2,5 triliun liter. Kemampuan menampung air yang begitu besar karena danau ini cukup dalam.

Danau jenis vulkanik ini sumber air danau yang menjadi sumber pengairan Kabupaten Aceh Tengah berada dari aliran 25 sungai. Total debit air dari sungai-sungai itu bila dijumlahkan sebesar 10.043 liter per detik.

Di ujung timur danau adalah Kota Takengon yang dijuluki "negeri di atas awan". Jarak kota ini dengan Kota Lhokseumawe sekitar 104 kilometer dengan waktu tempuh 2 jam 51 menit. Sedangkan jarak dengan Kota Banda Aceh sejauh 314,6 kilometer dengan lama perjalanan 7 jam 10 menit.

Kota kecil sekaligus menjadi ibu kota kabupaten Aceh Tengah ini dikenal sebagai kota yang berhawa sejuk. Betapa tidak, permukaan air Danau Laut Air Tawar yang berada di bawahnya sendiri berada pada ketinggian 1.230 meter dari permukaan laut (mdpl). Suhu air danaunya rata-rata antara 20 hingga 21 derajat Celsius.

Yang mengusik rasa ingin tahu adalah mengapa danau ini disebut laut atau lut. Alasan penamaannya konon karena deburan ombak di tepiannya seperti suara deburan ombak di laut. Suara serupa juga bisa dijumpai di Danau Toba di Sumatera Utara.

Lantaran suara deburan ombak maka danau ini dianggap seperti laut meski airnya tidak asin alias tawar, maka masyarakat warga Gayo menyebut tempat ini dengan nama Danau Lut Tawar atau Danau Air Laut Tawar dalam Bahasa Indonesia.

Fauzi Hasibuan, seorang geolog dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang berdarah Gayo menyatakan bahwa Danau Lut Tawar terbentuk bukan dari kawah gunung merapi, melainkan terbentuk proses horst dan graben atau terjadinya patahan pada kulit bumi yang mengalami depresi dan terletak diantara dua bagian.

Bagian patahan yang lebih tinggi disebut dengan horst dan yang rendah disebut graben. Horst berupa pegunungan yang ada di sekitar danau, sedangkan bagian graben yang rendah lalu membentuk Danau Air Laut Tawar.

Dari susunan batuannya menunjukkan bukan dari gunung api atau kawah, tapi dari horst dan graben. Batuannya berupa jenis batuan metamorf atau malihan bukan batuan beku (igneous). Ini mengalami perubahan akibat pengaruh fisis dalam jangka waktu yang lama. Pengaruh fisis tersebut dapat berupa suhu dan tekanan yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan struktur partikel-partikel penyusun batu berubah.

Air Danau Laut Air Tawar dihuni ikan endemik yaitu ikan depik (Rasbora tawarensis). Ikan ini tidak dapat hidup dan dijumpai di tempat lain, dan menjadi bagian dari 120 spesies ikan endemik Indonesia. Bentuknya sekilas ikan ini mirip seperti ikan wader yang ada di Pulau Jawa atau ikan bilih di Danau Singkarak, Sumatra Barat, berukuran panjang 7 hingga 8 sentimeter serta bersisik putih berkilau.

Ikan depik yang menjadi oleh-oleh khas Takengon memiliki rasa gurih, tidak berbau amis. Sebelum dimasak ikan ini tidak perlu dibersihkan bagian perutnya. Hal ini karena perut ini ini nyaris tidak mengandung kotoran, karena makanannya hanya berupa jenis hydrilla yang hidup di dasar danau.

Untuk mendapatkan ikan depik bisa mendatangi pasar-pasar tradisional atau dijajakan di pinggir jalan di daerah yang dekat dengan Danau Laut Tawar. Ikan tersebut biasa ditangkap oleh nelayan setempat menggunakan berbagai alat, seperti jaring, didisen (perangkap ikan depik tradisional di pinggir danau), cangkol (jaring angkat yang dikaitkan dengan 4 bilah bambu) dan lain-lain.

Ikan depik dapat diolah menjadi berbagai masakan seperti epik goreng telur, depik balado, depik tangkap, peyek depik, depik dedah, depik pepes dan sebagainya. Sayangnya, ikan depik dalam keadaan segar, hanya diperoleh Kabupaten Aceh Tengah, sehingga untuk bisa menikmatinya harus datang langsung ke Kota Takengon.

Jelajah Danau

Olahan ikan depik menjadi salah satu makanan yang wajib dinikmati selama berada di Danau Laut Air Tawar. Selain itu cara menikmati atau aktivitas yang bisa dilakukan di danau ini adalah dengan mengelilingi dan menjelajah danau.

Wisatawan dapat menikmati suasana dana dengan menggunakan kapal untuk menikmati pemandangan danau dan gunung-gunung di sekitarnya. Tersedia banyak kapal yang menawarkan perjalanan keliling danau dengan tarif 20 ribu rupiah.

Selain kapal ada juga sampan, perahu karet, hingga speedboat. Yang terakhir bisa digunakan untuk mencapai tengah danau, menikmati pemandangan secara utuh. Namun untuk yang ingin bersantai di tepian, sampan dan perahu karet, cocok untuk digunakan.

Di tepian Danau Laut Air Tawar terbentuk "pantai" yang disebut Pantai Menye yang memiliki arti pantai manja atau tempat bermanja. Di pantai inilah deburan ombak yang seperti ada di laut bisa dilihat dengan jelas.

Pantai Menye berada di ujung timur Danau Laut Air Tawar tepatnya Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah. Di pantai ini dibangun dermaga ini mempunyai ciri khas yang unik dan menarik terlihat dari bentuknya yang didesain dari kayu pilihan menyerupai ukiran kerawang Gayo.

Kerawang Gayo adalah nama motif hias dan nama pakaian adat Gayo di Aceh Tengah. Berbagai jenis motif diukirkan ke banyak media dalam kehidupan masyarakat, diantaranya pada busana adat pengantin Gayo. Motif-motif tersebut mencerminkan sistem pola pikir masyarakat.

Suasana Danau Laut Air Tawar yang sejuk dan tenang cocok bagi mereka yang ingin healing. Di sekeliling dana banyak sekali tersedia penginapan serta hotel yang bisa digunakan untuk menginap sambil melihat pemandangan danau.

Suasana danau pada siang atau malam menawarkan kesan tersendiri. Romantisnya suasana malam di danau ini serta kerlap-kerlip kota Takengon adalah seolah menjadi pemanis sempurna bagi wisatawan yang jauh-jauh datang Kabupaten Aceh Tengah.

Bagi yang ingin lebih menyatu dengan alam tersedia juga bumi perkemahan (camping ground) untuk mendirikan tenda. Tidak perlu khawatir jika tidak membawa tenda, semua kebutuhan berkemah seperti tenda hingga api unggun dan barbeku juga bisa didapatkan di sini.

Disarankan untuk bangun pagi. Dataran tinggi Gayo menawarkan pemandangan matahari terbit yang mengesankan. Matahari yang muncul di balik pegunungan, lalu mengaca di air danau adalah pemandangan yang dicari wisatawan.

Titik terbaik menikmati sunrise adalah di Bukit Pantan Terong. Posisinya berada di puncak bukit dataran tinggi Tanoh Gayo pada ketinggian 1.350 mdpl. Syarat untuk bisa menikmati keindahan momen tersebut. Selanjutnya jika beruntuk dapat melihat kabut bak kapas yang menyelimuti danau, yang kemudian pergi seiring meningginya matahari.

Bagi yang tidak mau repot menginap untuk melihat pemandangan-pemandangan tersebut bisa menikmati keindahan danau ini dengan cara piknik santai bersama keluarga. Ada banyak sekali spot bersantai yang asyik dan teduh yang bisa dipilih sepanjang pinggiran danau.

Sedangkan bagi yang hobi memancing Danau Laut Air Tawar adalah surganya. Tempat ini memiliki tambak ikan air tawar seperti nila dan mujair yang terkadang lepas ke danau. Ikan yang lepas di samping yang hidup secara alami menjadi target bagi pemancing.

Pengunjung yang datang bisa bebas memancing di berbagai spot terbaik dan membawa pulang tangkapannya ke rumah. Ikan-ikan hasil tangkapan ini bisa menjadi pengganti oleh-oleh khas Aceh khususnya ikan depik jika tidak sempat membelinya. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top