Senin, 17 Mar 2025, 01:00 WIB

Danantara Menjadi SWF Terkuat ke-6 Dunia

Foto: Sumber: Sovereign Wealth Funds/kj/ones/and

Jakarta - Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia berada di peringkat keenam dalam jajaran pengelola dana kekayaan negara atau sovereign wealth funds (SWFs) terkuat tingkat global.

Peringkat itu dihimpun oleh The World in Maps yang menyatakan bahwa Danantara Indonesia menjadi SWF yang menonjol di tingkat global, dengan nilai assets under management (AUM) mencapai 983 miliar dollar Amerika Serikat (AS).

"Salah satu yang menonjol dalam peringkat tahun ini adalah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, SWF Indonesia. Dengan nilai luar biasa sebesar 983 miliar dollar AS," demikian dikutip dari @the.world.in.maps, Sabtu (15/3).

Danantara Indonesia dinilai memiliki potensi dan kekuatan yang akan berkembang pesat dan bisa melampaui SWF terkuat di dunia.

"SWF ini berkembang pesat, bahkan telah melampaui beberapa SWF tertua di dunia. Berbeda dengan dana berbasis sumber daya alam, SWF Indonesia lebih berfokus pada infrastruktur dan ekonomi digital, menarik minat investor global yang ingin memanfaatkan pertumbuhan ekonomi negara ini," tulis The World in Maps.

Seiring dengan meningkatnya pengaruh SWF, tren investasi global pun berubah, baik yang didorong oleh kekayaan minyak, cadangan devisa, atau ekspansi industri.

Danantara Indonesia disorot tidak hanya sekadar sebagai wadah untuk menampung total aset BUMN, namun, juga menjadi sumber kekuatan negara Indonesia untuk lebih mengembangkan industri ekonomi dan pasar global.

"Dengan negara-negara seperti Indonesia yang dengan cepat naik peringkat, lanskap SWF menjadi semakin beragam, menandai pergeseran dari pusat-pusat keuangan tradisional," imbuhnya.

Hati-hati dan Transparan

Secara terpisah, Kepala BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani menegaskan bahwa lembaganya terbuka pada semua proyek dan program yang diajukan oleh pemerintah.

"Kita terbuka untuk semua kementerian, badan ataupun siapapun yang memiliki program, proyek yang diberikan kepada kami, tentunya akan kami analisa secara baik, secara benar," ujar Rosan Perkasa Roeslani di Jakarta.

Menurut Rosan, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, Danantara akan melakukan analisa setiap proyek terlebih dahulu, yang dilakukan dengan kehati-hatian dan secara transparan.

"Kita di Danantara memiliki kriteria-kriteria dan parameter-parameter, kita terbuka atas semua masukan, tetapi kita akan tentu sesuai arahan Bapak Presiden harus dilakukan dengan kehati-hatian, secara transparan, tata kelola yang benar dan juga dilakukan analisa, due diligence dan sebagainya. Kita terbuka," katanya.

Pemerintah terus mempercepat agenda hilirisasi dengan menyiapkan 21 proyek tahap pertama yang akan didanai dengan investasi sebesar 40 miliar dollar AS.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan beberapa proyek akan mendapatkan pendanaan melalui Danantara.

Bahlil menyampaikan bahwa proyek-proyek ini merupakan bagian dari target hilirisasi senilai 618 miliar dollar AS pada 2025.

Beberapa proyek utama yang akan didanai mencakup pembangunan fasilitas penyimpanan minyak di Pulau Nipah, Kepulauan Riau, untuk memperkuat ketahanan energi nasional.

Selain itu, pemerintah juga akan membangun kilang minyak berkapasitas 500 ribu barel per hari, serta proyek hilirisasi dimetil eter (DME) berbahan baku batu bara sebagai substitusi impor LPG.

Selain sektor energi, kata Bahlil, hilirisasi juga akan dilakukan pada komoditas lain seperti tembaga, nikel, bauksit hingga alumina, serta sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan.

Redaktur: Andreas Chaniago

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan: