Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembiayaan Multilateral | Komitmen Dana yang Berhasil Dihimpun Capai Rp21,7 Triliun

Dana Pandemi Aksi Konkret G20

Foto : ISTIMEWA

Menteri Keuang­an, Sri Mulyani

A   A   A   Pengaturan Font

BADUNG - Pemerintah menegaskan Dana Pandemi atau PandemicFund merupakan bukti forum G20 mampu menghasilkan aksi konkret yang bermanfaat bagi masyarakat dunia. Negara-negara khususnya berpendapatan rendah dan menengah dapat menggunakan dana itu untuk meningkatkan kemampuan mencegah dan menanggulangi ancaman pandemi.

"Peluncuran Dana Pandemi merupakan tonggak bersejarah yang penting bagi kita semua. Ini menunjukkan kepada dunia bahwa G20 mampu menghasilkan aksi konkret yang bermanfaat bagi masyarakat dunia," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani, saat memberi sambutan pada acara peluncuran Dana Pandemi di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11).

Meski demikian, dia menyampaikan Dana Pandemi bukan hanya inisiatif dari G20, tetapi itu merupakan hasil dari kekhawatiran bersama bahwa perlu ada mekanisme pembiayaan yang dapat diandalkan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan penanggulangan pandemi.

"Terbentuknya Dana Pandemi membuktikan pentingnya memelihara komunikasi dan kolaborasi terlepas dari berbagai perbedaan, dan kita harus satu suara untuk bersiap menghadapi ancaman pandemi berikutnya," kata Sri Mulyani.

Sejauh ini, ada 1,4 miliar dollar AS atau sekitar 21,7 triliun rupiah komitmen dana yang berhasil dihimpun dari 24 donor, yang terdiri atas 21 negara dan tiga lembaga filantropi. Negara-negara yang menyampaikan komitmennya untuk berkontribusi terhadap Dana Pandemi, adalah Komisi Eropa (European Commission), Amerika Serikat (AS), Italia, Indonesia, Tiongkok, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Spanyol, Australia, Singapura, Norwegia, Selandia Baru, Inggris, India, Belanda, Prancis, Afrika Selatan, dan tiga lembaga filantropi yaitu Bill & Melinda Gates Foundation, Rockefeller, dan Wellcome Trust.

"Dana Pandemi ini menjadi katalis bagi dukungan dana jangka panjang dari lembaga lain di tingkat bilateral dan multilateral. Kami juga berharap adanya partisipasi dari lembaga filantropi dan sektor swasta," kata Menteri Keuangan.

Dana Pandemi resmi diluncurkan di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11), oleh Presiden RI Joko Widodo yang hadir secara virtual. Di acara peluncuran, beberapa pejabat asing yang hadir, antara lain Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen, dan Wakil Direktur Jenderal Komisi Eropa, Elena Flores.

Hasilkan Komunike

Sebelumnya, pemerintah optimistis pertemuan Sherpa, yang merupakan salah satu rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia, akan mampu menghasilkan kesepakatan leaders' declaration. Leaders' declaration merupakan komitmen dari para pemimpin G20 terhadap upaya bersama dalam pemulihan ekonomi dan kesehatan pascapandemi Covid-19.

"Rancangan deklarasi berisikan substansi pembahasan prioritas Presidensi G20 Indonesia, yakni arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam keterangan resmi yang diterima di Badung, Bali, Sabtu (12/11).

Selain berisi arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi, kata Airlangga, deklarasi juga membahas mengenai ketahanan pangan yang menjadi isu global saat ini.

Airlangga menegaskan Indonesia sebagai perwakilan negara berkembang dan satu-satunya anggota G20 dari Asia Tenggara harus mengedepankan inklusivitas sekaligus mengajak negara-negara dalam bergotong royong melalui masa sulit.

Menurut Airlangga, dengan agenda pembangunan berkelanjutan 2030 sebagai penunjuk arah, G20 harus mempertimbangkan solusi paling efektif untuk krisis multidimensi yang sedang berlangsung.

Sementara itu, pertemuan ke-4 Sherpa G20 yang sekaligus merupakan pertemuan terakhir menyongsong KTT G20 dalam Presidensi G20 Indonesia ini telah berlangsung di Jimbaran, Bali, sejak 11-14 November 2022.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top