Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dampak La Nina, BMKG Ingatkan Empat Daerah di Sulteng Waspadai Potensi Banjir

Foto : ANTARA/HO-BMKG

Ilustrasi-Citra satelit untuk mengamati proses konvektifitas, ketebalan awan, serta mikrofisis awan di daerah Indonesia.

A   A   A   Pengaturan Font

Palu - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan empat daerah di Provinsi Sulawesi Tengah agar mewaspadai potensi banjir akibat dampak fenomena alam La Nina.

"Tiga hari ke depan Kabupaten Sigi, Poso, Tojo Una-Una dan Kabupaten Banggai perlu mewaspadai potensi banjir. Diprediksi daerah-daerah tersebut dilanda hujan dengan intensitas rendah, sedang hingga lebat," kata Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu Moh Fathan yang dihubungi di Kota Palu, Minggu.

Ia menjelaskan, berdasarkan analisis cuaca berbasis dampak, empat daerah tersebut menurut BMKG cukup berpotensi, oleh karenanya warga yang bermukim di bantaran sungai maupun lereng-lereng gunung agar mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi dengan selalu memperhatikan kondisi cuaca di bagian hulu.

Apa lagi, wilayah-wilayah yang memiliki riwayat banjir dan tanah longsor, perlu kesigapan mitigasi mandiri guna mencegah dampak ditimbulkan dari cuaca ekstrem.

"Sebagimana catatan BMKG, fenomena La Nina di Sulawesi Tengah sudah mulai terlihat sejak 10 Oktober 2021 hingga Februari 2022 meskipun belum ada rilis resmi kapan puncak fenomena itu terjadi," ujar Fathan.

Ia memaparkan, La Nina merupakan anomali suhu muka laut di samudra Pasifik yang mempengaruhi curah hujan di wilayah Indonesia.

Sehingga, dengan adanya potensi cuaca buruk akibat dampak fenomena alam tersebut, warga diimbau agar tetap berhati-hati dan waspada khususnya wilayah-wilayah yang pernah dilanda banjir dan tanah longsor serta memerhatikan instruksi pemerintah setempat.

"Kami setiap hari menginformasikan pembaruan prakiraan cuaca daerah ini kepada Pemerintah Daerah, termasuk Basarnas dengan tujuan agar masyarakat dan pemerintah setempat lebih siap menghadapi potensi dan ancaman bencana. Polda NTT siapkan Satgas penanggulangan bencana alam," papar Fathan.

Biasanya, dampak La Nina di Sulawesi Tengah diikuti dengan curah hujan tinggi terutama pada sore hingga malam hari, seperti yang terjadi beberapa hari terakhir di Kota Palu.

Namun, siklus hujan turun tidak berlangsung setiap hari. Biasanya satu atau dua hari ke depan tidak hujan, namun di hari ketiga hujan turun dengan intensitas lebat, karena wilayah Sulawesi Tengah mayoritas berada di zona non zoom yang tidak sama dengan daerah lain, sehingga terkadang sulit memprediksi kondisi cuaca.

"Dilihat dari tren-tren terdahulu, dampak La Nina kali ini tidak terlalu signifikan, tetapi dilihat dari 10 tahun terakhir seperti wilayah Kabupaten Sigi, Parigi Moutong dan sekitarnya banjir sering terjadi, sehingga meskipun hanya hujan intensitas sedang peristiwa itu tidak menutup kemungkinan bisa berulang," demikian Fathan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top