Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dampak Data Inflasi AS Berlanjut

Foto : s.d 10 mei
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan menguat hari ini (13/5), melanjutkan tren pada penutupan perdagangan pada akhir pekan lalu. Hal itu disebabkan dampak pelemahan dollar AS karena para pelaku pasar mempertimbangkan data harga konsumen yang baru dirilis pemerintah Amerika Serikat (AS).

Biro Statistik Tenaga Kerja AS, Jumat (10/5) waktu setempat atau akhir pekan lalu WIB, melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK), sebagai ukuran inflasi, di AS meningkat 0,3 persen pada April berdasarkan penyesuaian secara musiman, lebih rendah dibandingkan capaian pada bulan sebelumnya sebesar 0,4 persen. Angka itu di bawah estimasi ekonom yang disurvei oleh MarketWatch dengan perkiraan kenaikan 0,4 persen.

Indeks dollar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,04 persen menjadi 97,3334 pada akhir perdagangan. Sementara itu, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan lalu, menguat 33 poin atau 0,23 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.327 rupiah per dollar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat, mengatakan defisit defisit transaksi berjalan (current account deficit/ CAD) pada triwulan I-2019 tercatat 7 miliar dollar AS atau 2,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih rendah ketimbang triwulan IV-2018 sebesar 3,6 persen PDB.

"Namun dibandingkan posisi yang sama tahun lalu, defisitnya membengkak karena pada triwulan I-2018 berada di 2,01 persen PDB. Artinya, arus devisa dari ekspor-impor barang dan jasa masih belum memadai bahkan semakin seret. Ini membuat kekuatan fondasi penopang rupiah berkurang sehingga ke depan mata uang Tanah Air kemungkinan masih akan cenderung melemah," ujar Ibrahim. Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top