Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Cuma Urusan Fana, Jangan Terlalu Keras pada Diri Sendiri

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Era industri telah melahirkan manusia-manusia kompetitif bermental petarung yang terobsesi menjadi juara, dengan memenangi segala tantangan dan persaingan. Untuk menjadi yang terbaik, orang-orang mengejar kesempurnaan hingga bersikap terlalu keras pada diri sendiri.

Era industri telah melahirkan manusia-manusia kompetitif bermental petarung yang terobsesi menjadi juara, dengan memenangi segala tantangan dan persaingan. Untuk menjadi yang terbaik, orang-orang mengejar kesempurnaan hingga bersikap terlalu keras pada diri sendiri. Bila menyadari bahwa semua yang kita kejar hanya bersifat fana, maka untuk apa memperlakukan diri sebegitu kejamnya.

Seorang profesor psikologi di Universitas TexasDr. Kristin NeffmenyatakanThe Power of Self Compassionadalah menyayangi diri kita sendiri merupakan sesuatu hal yang penting.

Hidup di masa yang serba kompetitif membuat orang cenderung memaksakan diri dalam melakukan dan menggapai banyak hal, hingga kehilangan sikap sayangpada diri sendiri. Bekerja terlalu keras tak mengenal waktu, berjibaku menaklukkan batasan dari tenggat waktu ke tenggat waktu, menentukan target demi target, dan lalu berlarian menggapai target itu. Seolah semua tak bisa ditawar dan wajib dicapai seluruhnya.

Tuhan menciptakan waktu, ada siang dan malam. Siang adalah waktu untuk manusia bekerja dan beraktivitas, sedangkan malam ketika matahari telah pergi ke peraduan, merupakan waktu mengambil jeda guna mengistirahatkan tubuh. Tetapi para perfeksionis pengejar target, tak segan melawan hukum alam dengan terus giat bekerja hingga lewat tengah malam. Ia tak memberi hak istirahat kepada badan, kecuali hanya sedikit.

Penganiayaan terhadap tubuh yang berlangsung bertahun-tahun mengakibatkan seseorang memanen penyakit ketika memasuki masa tua, bahkan bisa lebih cepat dari itu. Bila anda sekarang sudah mulai mencicipi sejumlah penyakit, coba tengok ke belakang, bagaimana selama ini memperlakukan tubuh. Jangan tunggu "ditegur" oleh badan sendiri baru sadar akan pentingnya berperilaku hidup seimbang dan sehat.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : Antara, Ones

Komentar

Komentar
()

Top