Cuaca Buruk, Penerbangan ke Labuan Bajo Dialihkan ke Lombok
Ilusrasi: Maskapai penerbangan Garuda Indonesia (kanan) saat tiba di bandara Komodo, Labuan Bajo.
Foto: ANTARA/Kornelis KahaLabuan Bajo - Satu penerbangan menuju Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), sempat dialihkan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), karena cuaca buruk dan hujan lebat yang terjadi pada Selasa sore.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo Labuan Bajo Ceppy Triono di Labuan Bajo, Selasa, mengatakan hujan deras denganvisibilityatau jarak pandang hanya satu kilometer dan angin hingga 25 knot/jam yang membuat pesawat Garuda dan Super Air jet harus menunggu berputar atauholdingdi area sekitar bandara agar dapat mendarat.
"Tadi pesawat Super Air Jet memutuskan untukdivert(dialihkan) ke Bandara Lombok, tapi sekarang sudah terbang lagi dari Lombok ke Bandara Komodo Labuan Bajo," katanya.
Ia menjelaskan pesawat maskapai Garuda telah mendaratdi Bandara Komodo Labuan Bajo dengan aman, walaupun sempat mencoba mendarat hingga dua kali.
Sementara itu cuaca buruk melanda Kota Labuan Bajo selama dua hari terakhir, dengan angin kencang dan hujan deras terjadi pada Selasa sore.
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran mengatakan cuaca di Kabupaten Manggarai Barat pada musim kemarau dalam beberapa hari terakhir cenderung berawan atau mendung dan berpotensi hujan.
Hujan yang turun di musim kemarau seringkali disebabkan oleh fenomena gelombang atmosfer. Saat ini gelombang atmosfer yang sedang aktif di wilayah NTT adalah Gelombang Rossby.
Gelombang ini terbentuk akibat rotasi bumi yang mempengaruhi arus udara di atmosfer. Gelombang Rossby bergerak dari timur ke barat dan dapat mengubah aliran udara, menyebabkan pergeseran dalam pola cuaca.
Ia menambahkan Gelombang Rossby ini memiliki karakteristik membawa massa udara yang bersifat basah sehingga sebuah wilayah sering dilanda kondisi hujan atau mendung.
Selain itu, kata dia, Gelombang Rossby Ekuator juga dapat menimbulkan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, meskipun sedang berada pada musim kemarau.
Lebih lanjut, ia mengatakan biasanya fenomena ini umumnya bisa berlangsung 7-10 hari di wilayah Indonesia, tergantung pada kecepatan pergerakan gelombang dan kondisi atmosfer lainnya.
"Untuk wilayah Manggarai Barat dan sekitarnya diperkirakan kondisi ini masih berlangsung hingga 3 Agustus 2024 dengan gambaran kondisi cuaca umumnya berawan dan berpotensi hujan," katanya.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 2 Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di BunĀdesliga
- 3 Dishub Kota Medan luncurkan 60 bus listrik baru Minggu
- 4 Kasdam Brigjen TNI Mohammad Andhy Kusuma Buka Kejuaraan Nasional Karate Championship 2024
- 5 Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng
Berita Terkini
- Tiongkok Perluas Penerapan Kebijakan Bebas Visa ke 9 Negara
- Presiden Prabowo Tiba di Tanah Air Usai Lawatan ke Sejumlah Negara
- Pemulung Hanyut di Sungai Citarum, BPBD Bandung dan Tim SAR Masih Lakukan Pencarian
- Negara Kaya Sepakat Beri Dana $300 Miliar untuk Negara Miskin dalam Kesepakatan Iklim COP29
- Ini Daftar Pemenang MAMA Awards 2024, Grup K-pop aespa Menang Banyak