Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Covid-19 Belum Reda, Korea Utara Kini Hadapi Wabah Penyakit Menular Misterius

Foto : ANTARA/KCNA via REUTERS

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memimpin rapat politbiro Partai Buruh yang berkuasa, di tengah pandemi Covid-19 di Pyongyang, Korea Utara, Selasa (17/5), dalam foto yang dirilis Agensi Berita Sentral Korea (KCNA) pada Rabu (18/5).

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Korea Utara melaporkan wabah penyakit usus yang belum teridentifikasi di daerah pertanian pada Kamis (16/6). Wabah ini menambah ketegangan saat negara terisolir ini berjuang menghadapi kekurangan pangan dan gelombang Covid-19 yang tidak dapat diprediksi. CNA melaporkan, Kamis (16/6).

Pemimpin Korut Kim Jong Un mengirimkan obat-obatan ke kota pelabuhan Haeju pada Rabu (15/6) untuk membantu pasien yang menderita "demam tipus akut", kata kantor berita pemerintah KCNA tanpa menyebutkan angka kasus yang terdampak ataupun mengidentifikasi penyakit tersebut.

Istilah demam tipus merujuk pada sistem pencernaan.

"(Kim) menekankan perlunya menangkal epidemi sedini mungkin dengan menyusun langkah untuk mengkarantina kasus suspek untuk mengendalikan penyebarannya serta mengkonfirmasi kasus melalui uji epidemiologi dan uji ilmiah," kata KCNA.

Pejabat Kementerian Unifikasi Korea Selatan yang menangani urusan antar-Korea mengatakan, pemerintahnya mengawasi wabah di Korea Utara. Dugaannya adalah penyakit kolera atau tifoid (tifus).

Wabah baru itu datang saat Korut menangani wabah pertama infeksi Covid-19. Bulan lalu, negara ini menyatakan kondisi darurat di tengah kekhawatiran akan kurangnya pasokan vaksin dan obat-obatan.

Badan mata-mata Korsel sebelumnya mengatakan kepada anggota parlemen bahwa penyakit yang dibawa oleh air seperti tifoid telah menyebar di Korea Utara sebelum wabah virus korona diumumkan.

"Penyakit usus seperti tifoid dan infeksi shigela bukanlah hal baru di Korea Utara. Tetapi yang menjadi masalah adalah wabah ini datang saat Korut sedang berjuang melawan Covid-19," kata professor Shin Young-jeon dari Sekolah Kedokteran Universitas Hanyangdi Seoul.

Korea Selatan ingin bekerja sama dengan Korea Utara dalam menangani wabah penyakit ini. Namun Pyongyang tidak merespons tawaran dialog apapun termasuk usulan Seoul sebelumya untuk menyediakan vaksin Covid," kata pejabat Kementerian Unifikasi Korea yang menangani urusan antar-Korea yang tidak ingin disebutkan namanya.

Kemungkinan penyebaran melalui tanaman agak rendah. Kuncinya adalah dengan melakukan disinfeksi sumber persediaan air karena kemungkinan penyebaran dibawa oleh air, kata Eom Joong-sik, pakar penyakit infeksi dari Pusat Pengobatan Gil Universitas Gachon.

Pyongyang setiap hari mengumumkan jumlah pasien demam tanpa menspesifikasi sebagai pasien Covid-19. Ternyata itu dikarenakan kurangnya perangkat uji. Para pakar juga menduga laporan tak lengkap itu dirilis melalui media yang dikontrol pemerintah.

Korea Utara melaporkan 26.010 lebih pasien dengan gejala demam pada Rabu. Total kasus yang tercatat di seluruh negara sejak akhir April mendekati 4,56 juta. Angka kematian terkait wabah ini 73 kasus.

Korut mengatakan gelombang Covid-19 sudah mereda. Namun awal bulan ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) meragukan klaim Pyongyang tersebut dan meyakini bahwa situasi sebenarnya justru semakin buruk.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top