Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

COP4.2 Konvensi Minamata di Bali Sukses Berikan Hasil Strategis dan Monumental

Foto : ?Dok Kementerian Luar Negeri Indonesia
A   A   A   Pengaturan Font

NUSA DUA - Sejak dimulai pada 21 Maret 2022, sesi sidang Conference of the Parties 4.2, atau COP4.2, Konvensi Minamata selesai pada Sabtu (26/3) pagi hari. Bertempat di BNDCC Nusa Dua, Bali, Indonesia, COP4.2 tercatat menghasilkan sejumlah capaian strategis.

"COP4.2 Bali ini sangat monumental, terutama karena sukses menyepakati effectiveness of evaluation (EE) Konvensi Minamata, kesepakatan pengarustamaan gender, dan Deklarasi Bali untuk memerangi perdagangan ilegal merkuri di dunia," ungkap Duta Besar Muhsin Syihab, Ketua Delegasi RI pada COP4.2 Minamata, dalam jumpa pers, Sabtu siang.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa effectiveness of evaluation (EE) merupakan komitmen para anggota untuk melakukan evaluasi atas implementasi Konvensi Minamata, yang harus dilakukan pada 2023.

Untuk bisa melaksanakan EE, ada sejumlah aspek yang harus disepakati lebih dahulu, baik kerangka evaluasi, indikator, parameter, hingga siapa yang akan melakukan evaluasi.

COP-3 pada 2019 lalu gagal mencapai kesepakatan untuk pelaksanaan EE. Di Bali, kesepakatan dapat dicapai setelah melalui negosiasi yang cukup alot, bahkan hingga pagi hari.

"Kita telah sepakati kerangka kerjanya dan pembentukan Open-ended Scientific Group (OESG)," ucap Dubes Muhsin seperti dikutip dari laman kemlu.go.id, Selasa (29/3).

Dengan demikian, COP4.2 Bali membuka jalan bagi anggota Konvensi Minamata untuk memulai pekerjaan EE.

Hasil kedua adalah tercapainya kesepakatan pengarusutamaan gender. Hal ini terutama terkait perlindungan perempuan di industri Penambangan Emas Skala Kecil (PESK).

"Ini sangat instrumental, tidak hanya untuk Konvensi Minamata, bahkan bagi isu gender mainstreaming secara menyeluruh," ucap Dubes Muhsin.

Bagi tuan rumah Indonesia, hasil ini diperkuat dengan tampilnya tokoh perempuan selama COP4.2, baik Presiden COP4 (Ibu Rosa Vivien Ratnawati, Dirjen PSLB3 KLHK), Sekretaris Eksekutif Konvensi Minamata (Monika Stankiewicz), hingga Menteri LHK RI (Ibu Siti Nurbaya Bakar).

Kesepakatan ini merupakan momentum yang tepat dan menunjukkan bahwa COP Minamata tidak hanya membahas tentang penghapusan merkuri semata, tetapi juga mendorong pengarusutamaan isu gender.

Penghentian penggunaan merkuri memang sangat krusial untuk dorong kesejahteraan dan kesehatan bagi para pekerja perempuan di industri PESK, termasuk kesehatan reproduksinya.

Satu lagi capaian strategis dari COP4.2 Konvensi Minamata di Bali adalah tercapainya Deklarasi untuk Memerangi Perdagangan Ilegal Merkuri, atau dikenal dengan nama Deklarasi Bali.

Setelah melalui proses pembahasan sejak akhir tahun lalu, dokumen inisiatif Indonesia ini akhirnya mendapatkan dukungan dari seluruh anggota konvensi dan diluncurkan oleh Menteri LHK pada hari pertama pembukaan COP4.2.

Melalui inisiatif ini, maka sekali lagi Indonesia membuktikan prinsip lead by example dalam diplomasi lingkungan hidup.

Tentunya, Indonesia patut bangga dengan keberhasilannya sebagai tuan rumah COP4 Minamata. Selain dari sisi kesepakatan strategis ini, COP4.2 Minamata juga menjadi ajang pembuktian bahwa Indonesia sudah siap menjadi tuan rumah pertemuan internasional setelah pandemi COVID-19 melanda dunia.

"Kehadiran in-person para delegasi menandakan ada kepercayaan dunia bagi penanganan pandemi dan kesiapan Indonesia melaksanakan konferensi internasional," lanjut Dubes Muhsin.

Kerja sama adalah pelajaran besar yang dapat dipetik dari COP4.2. Kontribusi dalam negosiasi telah menghasilkan total dua belas dokumen kesepakatan, sebuah hasil yang nyata dan strategis bagi seluruh negara pihak. Selanjutnya, COP5 Konvensi Minamata kembali dilangsungkan di Jenewa pada 30 Oktober hingga 3 November 2023 mendatang. I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top