Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengurangan Emisi - Target Penambahan Kapasitas EBT 2021-2025 Belum Memadai

“Co-Firing" Siasat Tambah PLTU

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah saat ini gencar mendorong penggunaan co-firing yang dinilai tidak tepat untuk menekan emisi karbon.

JAKARTA - Sejumlah kalangan pesimistis terhadap langkah pemerintah yang mengimplementasikan co-firing di belasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan dalih untuk menekan emisi karbon. Pegiat lingkungan berpandangan teknologi ini hanya siasat untuk menambah pembangunan pembangkit listrik energi kotor batu bara.

Manager Kampanye Perkotaan dan Energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Dwi Sawung, mengatakan pemerintah memang sedang merevisi RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) tahun 2021-2030 dengan meningkatkan porsi energi baru dan terbarukan (EBT), namun dia meragukan realisasi dari RUPTL itu.

"Terkait EBT ini dilihat juga kapan penyelesaian pembangkit energi terbarukannya. Jangan-jangan seperti sebelumnya di tahun-tahun terakhir yang dibangun malah jadinya energi fosilnya terus," tegas Dwi kepada Koran Jakarta, Rabu (8/9)

Dia melihat pemerintah saat ini gencar mendorong penggunaan co-firing, yang menurutnya tidak tepat untuk menekan emisi karbon. "Co-firing ini akal-akalan saja biar bisa bangun terus PLTU," ungkapnya.

Co-firing adalah proses pembakaran dari dua atau lebih material bahan bakar berbeda yang dioperasikan secara bersamaan. Co-firing merupakan salah satu program strategis PLN dalam meningkatkan bauran energi baru terbarukan 23 persen pada 2025, melalui pemanfaatan biomassa hutan tanaman energi, pelet sampah, dan limbah perkebunan atau pertanian sebagai subtitusi sebagian bahan bakar batu bara di PLTU.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top