CLAY Fokus Kembangkan Bisnis Hotel

JAKARTA - PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) menargetkan tahun ini bisa mengantongi pendapatan sebesar 212,8 miliar rupiah dan laba operasi 10,9 miliar rupiah. Adapun pendapatan Perseroan di tahun 2018 sebesar 193,6 miliar rupiah dan laba operasi 4,5 miliar rupiah.

Perseroan pun akan fokus mengembangkan usaha pada dua hotel yang dimilikinya, guna meningkatkan kinerja operasional dan memperbaiki kinerja keuangan ke depannya.

Direktur Keuangan Citra Putra Realty, Dodon Tri Koeswardana, mengatakan sampai akhir tahun 2018, posisi laba Perseroan mencatatkan negatif dengan rugi komprehensif di angka 17,5 miliar rupiah. Namun, dari sisi laba operasi tercatat positif sebesar 4,5 miliar rupiah.

Laba bersih tercatat negatif lantaran Perseroan masih terbebani oleh angka penyusutan yang cukup besar. Oleh karena itu, diharapkan pada tahun ke depan akan ada penyusutan yang signifikan.

"Diharapkan pada 2019, kerugian kita bisa menurun mencapai lebih dari 50 persen. Perseroan menargetkan rugi di tahun 2019 sebesar 10 miliar rupiah maksimal. Kalau laba operasi 2018 sebesar 4,5 miliar rupiah maka tahun ini ditargetkan laba operasi mencapai 10,9 miliar rupiah. Sementara pendapatan tahun ini diharapkan 212,8 miliar rupiah dari 193 miliar rupiah," ungkapnya di Jakarta, Selasa (18/6).

Perseroan berupaya di tahun 2020 bisa mencetak laba di angka minimal 649 juta rupiah. Lalu, laba operasi 30 miliar rupiah di tahun 2020. Menurut Dodon, sesuai janji Perseroan kepada publik pada saat melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/ IPO) pada 2018 lalu, bahwa di tahun 2020 sudah mencapai angka positif. Ini dengan asumsi bahwa Perseroan tidak atau belum melakukan pengembangan atau diversifikasi usaha.

"Kami masih akan berasal dari dua usaha bisnis hotel yang ada saat ini yakni The Stones Hotel dan Clay Hotel," imbuh dia. Terkait dividen, Direktur Utama Citra Putra Realty, Yudha Bakti Kresnianto, menuturkan untuk tahun buku yang berakhir 2018, Perseroan tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham.

Hal ini dikarenakan Perseroan masih membukukan kerugian komprehensif tahun 2018 sebesar 17,55 miliar rupiah. "Kerugian ini menurun dibandingkan tahun 2017 yang tercatat 27,42 miliar rupiah," kata Yudha.

yni/AR-2