Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelantikan Gubernur

"Ciptakan Rasa Aman di Aceh"

Foto : ANTARA/Ampelsa
A   A   A   Pengaturan Font

ACEH - Presiden Joko Widodo meminta Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Aceh periode 2017-2022, yakni Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah, memberikan rasa aman kepada masyarakat serta menciptakan situasi yang kondusif bagi investasi di wilayah yang dipimpinnya.


"Tunjukkan bahwa Aceh aman sehingga investor mau investasi di Aceh. Image Aceh tidak aman harus betul-betul dihilangkan," ujar Presiden Jokowi di ruang tunggu Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA),

seusai pelantikan Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Aceh periode 2017-2022, Rabu (5/7).


Presiden Joko Widodo dalam perjalanan ke Turki menyempatkan diri singgah di Aceh untuk memberikan ucapan selamat kepada Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah.

Seusai menghadiri acara pelantikan itu, Presiden Jokowi serta Iriana dan rombongan menuju Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, untuk melanjutkan penerbangan menuju Ankara, Turki, pada pukul 11.20 WIB.


Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih ini tidak dilakukan di Istana Negara Jakarta sebagaimana gubernur dan wakil gubernur terpilih provinsi lain.

Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2017-2022 dilaksanakan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.


Pelayan Rakyat


Di tempat yang sama, Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, menyatakan dirinya siap menjadi pelayan bagi seluruh masyarakat Aceh.

"Mulai hari ini saya memikul tanggung jawab melayani seluruh rakyat Aceh, amanah yang dipercayakan kepada saya ini adalah tugas mahaberat dan sangat membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat Aceh dan juga pemerintah pusat," kata Irwandi, di Banda Aceh, Rabu.


Ia menegaskan sejak dirinya dilantik bersama Wakil Gubernur, Nova Iriansyah, oleh Mendagri di hadapan Mahkamah Syariah untuk mengemban amanah sebagai pemimpin Aceh, ia siap menjadi pelayan bagi seluruh rakyat.


"Sekali lagi seluruh rakyat Aceh, dalam makna keseluruhan dan bukan sebagian, yang berarti adalah kewajiban bagi saya melayani tanpa mendahulukan kepentingan pribadi, keluarga, kelompok, atau golongan," katanya.


Menurut dia, semua kita paham bahwa proses pilkada yang sangat kompetitif dan dinamis, sentimental, dan emosional, telah membelah sebagian masyarakat kita dalam kelompok-kelompok.

"Sejak hari ini, semua itu sudah berakhir, maka berhentilah saling menjelek-jelekkan, saling menepuk dada, saling menjatuhkan dan semua perangai buruk yang hanya merusak persatuan kita masyarakat Aceh," katanya. fdl/Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Muhamad Umar Fadloli, Antara

Komentar

Komentar
()

Top