Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Perikanan I Kebutuhan Benih saat Ini Mencapai 115 Miliar Ekor

Ciptakan Industri Budi Daya Ikan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sinergi, kerja sama, dan kemitraan yang intens dan saling menguntungkan dari hulu sampai hilir sangat diperlukan untuk membangun suatu industri perbenihan.

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pembenihan perikanan menuju skala industri. Hal itu sebagai bagian dari upaya kementerian mendorong kualitas dan kuantitas benih perikanan nasional. Itu demi mengejar target produksi perikanan budi daya sebesar 31,3 juta ton pada 2019.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) KKP, Slamet Soebjakto, mengungkapkan alasan KKP mendorong usaha perbenihan menuju skala industri mengingat penyediaan induk dan benih unggul pada tahapan usaha pembenihan dalam sistem usaha perikanan budi daya menjadi faktor penentu keberhasilan.

"Benih merupakan kebutuhan utama dalam suatu usaha perikanan budi daya. Benih yang diperlukan saat ini dan ke depan adalah benih bermutu yang dihasilkan induk unggul, dikelola oleh instalasi pembenihan yang berkompeten dan terakreditasi," ungkapnya, di Jakarta, Rabu (20/9).

Slamet melanjutkan rencana menuju ke skala industri ini menjadi rekomendasi penting dalam workshop pembenihan ikan nasional yang diselenggarakan beberapa waktu lalu yang urusan teknisnya akan ditindaklanjuti KKP bersama pelaku usaha terkait.

Poin utamanya seperti pembentukan asosiasi hulu-hilir per komoditas. Sinergi, kerja sama, dan kemitraan yang intens dan saling menguntungkan dari hulu sampai hilir sangat diperlukan untuk membangun suatu industri perbenihan, bahkan dapat menjadi cikal bakal dari suatu industri perikanan budi daya.

"Saat ini, asosiasi perikanan yang ada masih terkotak-kotak seperti pembenih saja, atau pembudi daya saja, atau olahan saja. Ini dilakukan untuk mempermudah pengembangan komoditas perikanan budi daya secara terintegrasi dari hulu ke hilir. Ini untuk meningkatkan pertumbuhan dan produk domestik bruto sektor perikanan," jelas Slamet.

Selain itu, KKP bersama pelaku usaha akan berkonsentrasi pada spesies tertentu untuk dikembangkan secara terintegrasi. Indonesia memiliki potensi perikanan budi daya yang sangat besar dengan diversifikasi spesies yang banyak. Untuk memperoleh hasil yang optimum harus ditentukan beberapa komoditas yang akan dikembangan secara terintegrasi dari hulu ke hilir.

Lainnya lagi dengan menghidupkan kembali pemuliaan induk unggul. Pasalnya, sudah dua tahun terakhir, anggaran untuk pemuliaan induk unggul ditiadakan. Harapannya pemuliaan genetik dapat dilanjutkan dan dikembangkan dengan perencanaan matang dan didukung anggaran besar seperti yang dilakukan Norwegia pada ikan salmon.

Langkah pemulihan induk unggul itu agar sinkron dengan target swasembada induk dan benih unggul. Kebutuhan benih dan induk terus meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan kebutuhan benih saat ini 115 miliar dan kebutuhan induk sebanyak 20 juta ekor untuk semua komoditas.

Genjot Kualitas

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiatuti, menambahkan, demi memperkuat kualitas dan kuantitas benih KKP fokus mendorong tiga faktor penentu keberhasilan usaha perikanan budi daya.

KKP bersama pembudi daya juga akan mendorong transformasi teknologi perbenihan modern. Hal itu mengingat saat ini semakin berkembang beberapa teknologi untuk mencetak induk maupun benih unggul yang bebas penyakit.

Khusus jaminan ketersediaan induk dan benih unggul, pada tahun 2017 KKP menargetkan produksi benih ikan, baik laut, payau, maupun tawar sebanyak 155 miliar ekor.

"Benih ikan sebanyak itu guna mendukung target produksi ikan 2017 sebesar 9,4 juta ton," pungkas Susi.ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top