Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Internasional

CIA: Tiongkok Ingin Gantikan AS Jadi Negara Adidaya

Foto : AFP/Nicholas Kamm
A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Kekhawatiran Amerika Serikat (AS) terhadap Tiongkok tidak mainmain. Bahkan, seorang pejabat di Badan Intelijen Pusat AS (CIA) menyatakan Tiongkok ingin mengganti posisi AS sebagai negara adidaya melalui berbagai operasi pengaruh ke berbagai belahan dunia.

"Presiden Xi Jinping dan pemerintahannya sedang melakukan perang dingin terhadap AS," kata Wakil Asisten Direktur Pusat Misi Asia Timur CIA, Michael Collins, kepada media, Minggu (22/7).

"Menurut istilah mereka dan apa yang disampaikan Presiden Xi, saya berpendapat, secara definisi, apa yang mereka sedang lakukan terhadap AS sejatinya adalah perang dingin.

Tentu bukan seperti yang kita lihat selama Perang Dingin dulu, tapi perang dingin secara definisi," imbuh Collins.

Perang dingin yang dimaksud Collins secara definisi itu adalah sebuah negara yang mengerahkan seluruh kekuatan resmi dan tidak resmi yang dimilikinya, pemerintah dan swasta, ekonomi dan militer, untuk melemahkan posisi lawan tanpa tindakan konflik.

Upaya Beijing ini, lanjut Collins, dimaksudkan agar pada akhirnya, setiap negara di dunia akan berpihak kepadanya dan bukan kepada AS saat mereka memutuskan kepentingan nasionalnya terkait dengan isu-isu kebijakan.

"Melihat tulisan-tulisan Presiden Xi, cara pandang dirinya tentang dunia sebagaimana juga tecermin dalam Konstitusi Tiongkok belum lama ini, maka semakin tampak jelas bahwa ancaman Tiongkok merupakan tantangan global terbesar bagi AS saat ini," katanya.

Naikkan Tarif

Sementara itu, Presiden AS, Donald Trump, kembali menegaskan akan mengenakan tarif atas semua barang impor dari Tiongkok senilai 500 miliar dollar AS. Trump juga siap meningkatkan bentrokan lewat kebijakan perdagangan yang telah menggerogoti pasar keuangan.

"Kita turun dalam jumlah yang luar biasa," kata Trump dalam wawancara tentang ketidakseimbangan perdagangan dengan Tiongkok di CNBC, Jumat (20/7).

"Saya siap untuk pergi ke 500," imbuhnya. Komentar Trump tersebut membuat investor yang tengah bergulat dengan dampak penguatan dollar AS terhadap hasil perusahaan semakin khawatir.

Dollar AS juga turun terhadap mata uang utama seiring ancaman Trump memberlakukan tarif impor lebih tinggi dan pengulangan keluhan tentang kenaikan suku bunga dan kekuatan dollar AS. Pejabat tinggi Federal Reserve memperingatkan perang perdagangan bisa melukai perekonomian Amerika. Ant/SB/AR-2

Penulis : Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top