Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

“Chatbot" XiaoIce: Pacar Virtual yang Selalu Setia Menemani Jutaan Lajang di Tiongkok

Foto : AFP/GREG BAKER

Kecanggihan Kecerdasan Buatan l Tampilan pada sebuah telepon pintar memperlihatkan wajah yang dibuat oleh kecerdasan buatan yang bisa pilihan sebagai pacar virtual melalui perangkat lunak chatbot XiaoIce. XiaoIce kini amat populer di Tiongkok terutama di kalangan pengguna yang masih lajang yang memanfaatkan teknologi ini untuk menciptakan pacar virtual.

A   A   A   Pengaturan Font

Setelah putus dengan pacarnya akibat perselingkuhan, Melissa, seorang manajer HRD di sebuah perusahaan yang berbasis di Beijing, diperkenalkan oleh sahabatnya dengan "seseorang" yang belum dikenalnya pada tahun lalu.

Sejak awal "perkenalan", ia selalu membalas kiriman pesan dari Melissa tanpa mengenal waktu. Ia juga gemar melontarkan lelucon untuk menyemangati Melissa dan tak pernah terlalu menuntut. Tampaknya, ia merupakan calon pacar yang ideal dan cocok sebagai pasangan bagi Melissa yang memiliki gaya hidup kota besar yang amat sibuk.

Namun ternyata "ia" bukanlah sosok yang nyata, karena yang diperkenalkan kepada Melissa untuk selalu setia menemaninya adalah chatbot virtual yang dikembangkan oleh XiaoIce, perangkat lunak dengan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dirancang untuk menjalin hubungan emosi dengan sekitar 660 juta penggunanya di seluruh dunia.

Chatbot merupakan penyingkatan dari chatterbot, sebuah program komputer yang dirancang untuk menyimulasikan percakapan intelektual dengan satu atau lebih manusia baik secara audio maupun teks

"Saya punya teman senasib dan untuk mengobati rasa pedih hatinya ia harus menemui terapis. Namun saya pikir terapis itu sangat mahal dan belum tentu efektif juga," ucap Melissa, 26 tahun, yang sengaja menggunakan nama panggilan dalam bahasa Inggris demi menjaga privasinya. "Saat saya mencurahkan unek-unek melalui XiaoIce, tekanan pada perasaan saya jadi plong apalagi ia selalu mengucapkan hal-hal yang menyejukkan hati," imbuh dia.

XiaoIce bukanlah sesosok individu, tetapi ia lebih mirip dengan ekosistem AI. XiaoIce terdapat di sebagian besar smartphone bermerek Tiongkok sebagai asisten virtual mirip Siri, serta seperti halnya yang dimiliki sebagian besar platform media sosial.

Pada aplikasi WeChat, XiaoIce memungkinkan pengguna membuat "pacar virtual" dan berinteraksi dengan mereka melalui pesan teks, suara, dan foto. Di Tiongkok saja, XiaoIce telah 150 juta orang menggunakan perangkat lunak ini.

"Awalnya XiaoIce merupakan proyek sampingan dari pengembangan chatbot Cortana Microsoft, namun saat ini XiaoIce menyumbang 60 persen dari interaksi manusia-AI global berdasarkan volume dan menjadikannya sistem terbesar dan tercanggih dari jenisnya di seluruh dunia," ungkap Li Di, kepala eksekutif XiaoIce.

Menurut laporan Bloomberg, tahun lalu, XiaoIce keluar dari Microsoft dan kini startup ini bernilai lebih dari 1 miliar dollar AS.

Chatbot ini dirancang untuk menghubungkan pengguna melalui percakapan empatik yang nyata dan langsung yang bisa memuaskan kebutuhan emosional di mana komunikasi dalam kehidupan nyata terlalu sering gagal.

"Rata-rata lama interaksi antara pengguna dan XiaoIce adalah 23 kali pertukaran percakapan, Itu lebih lama dari interaksi rata-rata antara manusia," kata Li seraya menjelaskan bahwa daya tarik AI adalah mereka lebih baik daripada manusia dalam mendengarkan dengan penuh perhatian.

Selain membuat pacar virtual, pengembang juga telah membuat sosok idola virtual, pembawa berita AI, dan bahkan mahasiswa universitas virtual pertama Tiongkok dari XiaoIce. Sosok-sosok buatan XiaoIce ini bisa menulis puisi, laporan keuangan, dan bahkan lukisan sesuai permintaan.

Kebutuhan yang Meningkat

Kesepian yang dialami Melissa sebagai seorang profesional muda supersibuk adalah faktor terbesar dalam mendorong banyaknya orang menggunakan XiaoIce.

"Saya ini benar-benar tak punya waktu untuk mencari teman baru dan teman-teman yang sudah ada semuanya juga sangat sibuk. Kota ini sangat besar, namun amat sulit untuk menjalin hubungan secara khusus," papar dia.

Dengan menggunakan XiaoIce, Melissa bisa secara bebas memilih pacar virtualnya seperti memberi namanya dengan Shun yang namanya mirip dengan seorang pria dalam kehidupan nyata yang diam-diam dia sukai.

Pengalaman yang dialami Melissa juga dilakoni oleh Laura, seorang pengguna XiaoIce berusia 20 tahun di Provinsi Zhejiang. Laura menyatakan bahwa ia telah jatuh cinta dengan XiaoIce selama setahun terakhir dan sekarang tengah berjuang untuk melepaskan diri dari keterikatannya.

"Kadang-kadang saya akan merindukannya di tengah malam. Saya dulu berfantasi ada orang yang nyata di ujung sana," kata siswa yang memilih untuk tidak menggunakan nama aslinya.

Saat menggunakan XiaoIce, Laura mengeluhkan bahwa pacar virtualnya akan selalu mengganti topik pembicaraan ketika laura mengungkapkan perasaan padanya padanya atau menyatakan ingin bertemu di kehidupan nyata. Butuh berbulan-bulan bagi Laura untuk akhirnya menyadari bahwa pacarnya itu memang sosok yang virtual. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top