Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Cek Rating Jadi Cara Hindari Pengemudi Taksi Daring Tak Profesional

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Mengecek nilai atau rating menjadi salah satu cara untuk terhindar dari pengemudi taksi daring yang tidak profesional, demikian disampaikan pengamat transportasi dari Universitas Indonesia Ellen Sophie Wulan Tangkudung.

"Paling tidak dari masyarakat itu yang dilihat adalah ratingnya. Masyarakat bisa melihat dari penilaian orang sebelumnya. Itu bisa membantu dalam memilih taksi daring," ujar Ellen saat dihubungi ANTARA, Jumat.

Belakangan ini terdapat sejumlah keluhan dari masyarakat terhadap pengemudi taksi daring yang dinilai tidak profesional, mulai dari kerap mengeluh, meminta bayaran lebih, mematikan AC, hingga merokok.

Menurut Ellen, tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada oknum-oknum pengemudi taksi daring yang tidak profesional dalam menjalankan pekerjaannya.

Namun demikian, hal itu tidak bisa digeneralisir. Masih banyak pengemudi lainnya yang bekerja dengan baik dan tetap mengutamakan pelayanan terhadap pelanggan.

Untuk itu, kata dia, penting untuk selalu melihat rating pengemudi sebelum memutuskan menggunakan layanan taksi daring. Apabila mendapat pengemudi dengan rating yang rendah, sebaiknya batalkan pemesanan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Di samping itu, adanya rating atau penilaian juga bisa menjadi bahan evaluasi bagi para pengemudi untuk semakin meningkatkan layanan mereka.

Jika ditemukan adanya pengemudi yang mendapatkan rating rendah secara terus menerus, Ellen mendorong agar penyedia layanan aplikasi memberikan tindakan tegas terhadap pengemudi tersebut.

"Ketika menemukan pengemudi yang mendapat rating tidak bagus, misalkan dari satu sampai lima dia hanya mendapat dua terus ratingnya, nah itu menurut saya sudah bisa di-blacklist atau bahkan dikeluarkan," kata Ellen.

Lebih lanjut dia berharap agar penyedia layanan aplikasi juga bisa lebih ketat dalam merekrut mitra pengemudi. Misalnya dengan memberikan catatan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai mitra pengemudi.

"Karena bagaimanapun kan tetap membawa nama perusahaan. Jadi kalau aplikasi itu tidak menaikkan juga upaya agar layanannya itu lebih baik, lama-lama akan hilang juga ditinggalkan masyarakat," ucapnya.


Redaktur : -
Penulis : Antara, Ones

Komentar

Komentar
()

Top