Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Cegah Risiko Keparahan Penyakit DBD dengan Vaksin

Foto : istimewa

gerakan tekan dbd

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kasus demam berdarah dengue(dengue/DBD/demam berdarah) di Indonesia menunjukkan tren peningkatan pada bulan November selama 10 tahun terakhir. Di Indonesia penyakit demam berdarah atau dengue terus menjadi beban penyakit yang signifikan di banyak wilayah.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Imran Pambudi, MPHM, mengatakan hingga minggu ke-33 tahun 2023, tercatat 57.884 kasus DBD (dengan tingkat insidensi sebanyak 21,06 per 100.000 penduduk) dan 422 kematian (dengan tingkat kematian sebanyak 0,73 persen). Angka ini menunjukkan DBD tetap menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia, terutama dengan fenomena El Nino.

"Melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025, pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi kasus DBD menjadi kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada 2024, menuju nol kasus kematian pada 2030," kata dia dalam acara Langkah Bersama Cegah DBD di Jakarta Minggu (5/11).

Ia menambahkan, semua orang berisiko terkena DBD, tanpa memandang usia, tempat tinggal, atau gaya hidup. Inilah sebabnya mengapa perlindungan komprehensif, termasuk kampanye Ayo 3M Plus dan Vaksin DBD, sangat penting dalam upaya kami untuk melindungi masyarakat.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU, mengatakan, tiga dari empat kematian akibat dengue paling banyak terjadi pada anak usia 0 sampai 14 tahun. Sejalan dengan target global yaituzero dengue deathyang dicanangkan pada 2021, Kementerian Kesehatan telah menyusun Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Dengue

"Strategi (ini) dimulai dengan pelibatan masyarakat khususnya dengan gerakan 3M Plus yaitu Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas, serta Mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk," ujar dia pada kesempatan tersebut yang disampaikan secara virtual.

Budi mendukung pengendalian vektor dengue dengan teknologi nyamuk ber-Wolbachia yang tengah dilakukanpilot projectdi enam kota yaitu Bali, Bandung, Jakarta, Semarang, Kupang, dan Bontang. Kementerian Kesehatan juga menyambut baik inovasi vaksin dengue yang kini dapat diakses oleh masyarakat luas.

Budi mengapresiasi Takeda atas penyelenggaraan kampanye Langkah Bersama Cegah Dengue. Kampanye ini penting untuk meningkatkan kesadaran, mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pencegahan dengue, serta meningkatkan kerja sama di antara seluruh pemangku kepentingan.

"Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan 3M Plus dan Vaksin Dengue. Mari kita menjadi bagian dari sejarah, bersama-sama kita wujudkan Indonesia bebas dengue," imbuhnya.

Dokter Kanya Ayu Paramastri, Sp.A dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan, IDAI merekomendasikan anak-anak usia 6 tahun hingga 18 tahun untuk melakukan vaksinasi DBD. Rekomendasi ini didasarkan pada bukti kuat akan keamanan serta efikasi vaksinasi DBD yang terbukti dalam studi klinis.

"Sebagai klinisi dan bagian dari instrumen terdepan dalam upaya pencegahan DBD, saya berharap tentunya para keluarga dapat menerapkan 3M Plus dan vaksin DBD sehingga lebih banyak anak serta masyarakat luas yang dapat terlindungi dari penyakit ini," kata dia.

Dokter spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, menuturkan, vaksinasi DBD pada orang dewasa sangat penting. Rekomendasi imunisasi merupakan respons terhadap meningkatnya risiko DBD pada individu dewasa.

"Penting untuk memahami jadwal vaksinasi DBD pada orang dewasa, yang sering kali harus disesuaikan dengan faktor risiko individu dan rekomendasi medis. Melengkapi upaya 3M Plus, vaksin DBD dapat menjadi alat pencegahan tambahan yang efektif dalam melindungi masyarakat dari risiko serius yang disebabkan oleh penyakit DBD," kata dia.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht menjelaskan, Badan POM sendiri telah memberi izin edar vaksin DBD dari perusahaan tersebut untuk digunakan pada usia 6 tahun hingga 45 tahun. Pemberian vaksin ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah penting untuk mencegah dan mengurangi risiko yang serius akibat DBD pada anak-anak, apalagi hingga saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk DBD.

"Vaksinasi DBD secara klinis efektif mengurangi tingkat kejadian terjangkitnya DBD yang dapat terjadi berulang kali baik pada anak dan dewasa serta menurunkan tingkat keparahan yang akan menurunkan tingkat rawat inap dan kematian karena DBD. Usia indikasi vaksin DBD yang luas yaitu dari 6-45 tahun membuat vaksin DBD dapat melindungi keluarga dan komunitas terhadap penyakit ini," katanya.

Ia menjelaskan, Takeda berkomitmen untuk memainkan peran aktif dalam memerangi DBD sebagai salah satu pendiri KOBAR (Koalisi Bersama Lawan Dengue) dari sektor inovator. Langkah-langkah inovatif, seperti pelaksanaan kampanye masyarakat #Ayo3MplusVaksinDBD dan penyediaan vaksin DBD, semua ini secara bersama-sama membawa lebih dekat ke tujuan bersama yaitu melindungi masyarakat Indonesia dari DBD.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top