Senin, 25 Nov 2024, 00:05 WIB

Cegah Demam Berdarah, Implementasi Nyamuk Berwolbachia di Jakbar Masih Penggantian Telur

Petugas menunjukkan ember berisi jentik nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia di Kembangan, Jakarta, Jumat (4/10/2024).

Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga

Jakarta - Implementasi program penanggulangan demam berdarah dengue (DBD) dengan nyamuk aedes aegypti mengandung bakteri wolbachia di Jakarta Barat (Jakbar) masih berfokus pada penggantian telur setiap dua pekan.

"Implementasinya di Jakarta Barat, khususnya Kelurahan Kembangan Utara, sedang dalam proses penggantian telur setiap dua minggu sekali sejak 'release' (dilepas) telur pertama dilakukan," kata Pelaksana tugas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Maryati Kasiman saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

Ia menjelaskan, pendistribusian ember berisi telur nyamuk berwolbachia beserta pakan ke rumah-rumah para orang tua asuh (OTA) nyamuk dimulai sejak 8 Oktober 2024. Sementara peluncuran resmi program diadakan pada 4 Oktober lalu.

Setiap dua minggu, Dinas Kesehatan melakukan proses layanan ember meliputi pengisian ulang air, telur nyamuk dan pakan guna memastikan program berjalan optimal dan sesuai dengan harapan.

Kecamatan Kembangan dipilih sebagai lokasi pertama pelepasan nyamuk berwolbachia di Jakarta karena memiliki angka kasus DBD tertinggi pada 2023 dengan tingkat insiden (incidence rate/IR yakni jumlah kasus DBD dibagi jumlah penduduk dalam waktu yang sama dikalikan 100.000 penduduk ) sebesar 54,1 per 100.000 penduduk.

Maryati mengatakan, setelah penggantian telur ke-tiga kali, akan dilakukan monitoring pertama oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Jakarta.

"Ini untuk mengetahui persentase nyamuk aedes berwolbachia yang sudah ada di alam," kata dia.

Merujuk Kementerian Kesehatan, bakteri wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti sehingga membuka potensi baru dalam pengendalian DBD.

Implementasi nyamuk aedes aegypti berwolbachia di satu wilayah dikatakan berhasil apabila populasi nyamuk itu mencapai 60 persen dibandingkan populasi nyamuk lainnya.

Selain pada penggantian telur, sambung Maryati, Dinkes DKI juga sedang berproses untuk persiapan perluasan pelepasan telur di Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan.

Sementara itu, data kasus DBD hingga 18 November secara kumulatif mencapai 12.686 kasus dengan IR yakni 111,77/100.000 penduduk.


Adapun jumlah kasus DBD di Oktober sebanyak 264 kasus, sedangkan puncak kasus 2024 di terjadi di April yakni dengan 3.165 kasus.

Dinas Kesehatan berharap warga dapat bersama-sama mengupayakan pencegahan DBD dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus termasuk di musim hujan saat ini.


Kegiatan 3M Plus ini yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.


Lalu, perlu juga dilakukan poin tambahan seperti menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras dan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: