Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pencemaran sungai

Cegah Busa, Pemprov Bangun 10 IPAL

Foto : istimewa

Teguh Hendarwan

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PD PAL Jaya akan membangun 10 instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal di kawasan Kali Sentiong atau Kali Item.

"Rencananya, di sepanjang Kali Sentiong itu ada 10 titik pembangunan IPAL komunal. Jadi itu pelaksananya akan dikerjakan langsung oleh PD PAL Jaya," ujar Kepala Dinas Sumber Daya Air, Teguh Hendarwan, Jumat (4/1).

PD PAL Jaya, kata Teguh, sedang melakukan proses lelang dan ditargetkan tuntas pada Oktober nanti. Nantinya, limbah domestik dari 250-300 rumah tangga akan disalurkan melalui IPAL Komunal itu untuk kemudian diolah oleh PD PAL Jaya.

"Untuk kapasitasnya sekitar 250-300 rumah tangga sasaran. Jadi nanti dibangunkan pipa instalasi ke rumah-rumah tangga itu, jadi nanti itu akan diolah. Jadi, ketika masuk ke kali, tidak kejadian seperti kemarin, keluar busa, kemudian kotoran-kotoran limbah dari rumah tangga semuanya yang dialirkan ke Kali Sentiong, airnya air bersih, air yang jernih," kata Teguh.

Tidak hanya di kawasan Kali Item, lanjut Teguh, pembangunan IPAL Komunal itu pun akan dilakukan di sekitar 13 sungai lainnya dan juga kawasan-kawasan padat permukiman. Di Jakarta, ungkapnya, dibutuhkan sekitar 10 ribu IPAL komunal untuk mengolah limbah domestik. Sebab, masih ada 3tiga juta rumah tangga yang disinyalir masih membuang limbah sembarangan.

"Terus kemudian kita juga akan ada bangun 50 pengolahan air limbah domestik di daerah kawasan rumah-rumah pompa kita, termasuk juga di kawasan-kawasan seperti taman RPTRA, kawasan perumahan-perumahan damkar, kawasan perumahan juga kebersihan rumah-rumah susun," jelasnya.

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus menilai, pencemaran air di Jakarta diakibatkan karena ketidakmampuan aparat pemerintah untuk mengatasinya. Sebab, katanya, kualitas air pada saluran yang mengarah ke hulu sungai masih relatif bersih dan aman.

Tingginya pencemaran air tersebut, ungkapnya, diakibatkan lemahnya pengawasan aparat. Masyarakat masih menganggap sungai sebagai tempat pembuangan limbah secara efektif dan efesien. Dia mengungkapkan, tidak sedikit industri besar pun melanggar pembuangan limbahnya.

"Itu kan bisa saja limbah dari industri yang membuang ke situ tanpa diketahui. Kenapa industri bisa membuang ke situ, berarti pergerakannya tidak pernah dipantau oleh lurah dan camat atau dinas terkait atau dinas-dinas terkait lainnya. Kalo limbah yang bisa bikin berbusa gitu tuh pasti kan industri besar, masa nggak terpantau," ungkapnya. pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top