Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Catat ya, Ritual Sakral Yadnya Kasada, 29-30 Juni 2018

A   A   A   Pengaturan Font

PROBOLINGGO Dengan beragam suku yang ada di dalamnya, Indonesia kaya akan budaya itu akan tersaji 29-30 Juni 2018. Yaitu upacara ritual tahunan terbesar adat suku Tengger, Yadnya Kasada. Upacara sakral selalu dibanjiri wisatawan nusantara dan mancanegara setiap tahunnya.

Saat ini pun gaung Yadnya Kasada sudah terasa kencang sekali. Penjualan paket wisata Gunung Bromo dan Tengger Semeru mulai laris manis. Menteri Pariwisata Arief Yahya, menyebut ini sebagai budaya dan tradisi yang memiliki kearifan lokal di Bromo.

Menteri Arief mengingatkan agar atraksi alamnya diperhatikan dengan baik. Terutama manajemen sampah. Bukan rahasia lagi jika sampah sering dikeluhkan banyak pihak di destinasi pegunungan.

"Bagus, dari sekarang sudah dipersiapkan dengan baik. Service atau pelayanan yang baik, kebersihan dan toilet yang terjaga, itu penting dalam jangka pendek. Jangka panjangnya adalah 3A, atraksi, amenitas dan akses, yang tidak bisa ditawar- tawar lagi," kata Menpar Arief Yahya, Sabtu (5/5).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, H Jarianto mengatakan, Yadnya Kasada Bromo telah digelar sejak zaman Kerajaan Majapahit. Gunung Bromo sendiri dianggap sebagai tempat suci oleh Suku Tengger.

"Usai Yadnya Kasada, akan dilanjutkan dengan upacara Kasada Bromo saat bulan purnama tampak di langit," ujar Jarianto.

Upacara ini untuk mengenang dan memperingati pengorbanan seorang Raden Kusuma, anak dari Jaka Seger dan Lara Anteng. Selain itu, upacara ini adalah tata cara adat Suku Tengger untuk mencari keselematan, kemakmuran, dan berkah.

"Upacara adat ini digelar di Pura Luhur Poten, tepat di kaki Gunung Bromo, pada tengah malam hingga dini hari. Bagi Suku Tengger, tradisi melempar sesaji ke Kawah Bromo tersebut merupakan bentuk rasa syukur atas hasil ternak dan pertanian yang melimpah," terang Jarianto.

Di dalam kawah telah menunggu banyak penduduk Tengger yang tinggal di pedalaman. Uniknya, mereka jauh-jauh hari sudah tiba di sini. Bahkan, sengaja mendirikan tempat tinggal sementara di sekitar Gunung Bromo.

Ribuan wisatawan dari berbagai daerah di Jawa Timur dan luar Jawa Timur, serta wisatawan mancanegara, bakal tumpah ruah menghadiri acara tahunan tersebut. Hal ini tidak berlebihan. Dua tahun lalu, saat Bromo sedang bergejolak dan mengeluarkan asap panasnya, ribuan wisatawan tetap memenuhi datang ke Bromo menyaksikan ritual tahunan itu.

Jarianto menambahkan, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BTS), Jawa Timur, adalah salah satu daerah tujuan wisata tersohor di dunia. Gunung ini memiliki keunikan panorama indah sekaligus mistis, sehingga menyodorkan suasana berbeda dibandingkan gunung lainnya.

"Di sini terbentang keindahan landscape pegununangan dengan asap yang membumbung dari kawahnya dan di bawahnya ada lautan pasir luas mengelilinginya," ungkapnya.

Penanggung Jawab Calender of Events (CoE) Kemenpar, Esthy Reko Astuti menyebut, upacara adat ini sebagai budaya dan tradisi yang memiliki kearifan lokal di Bromo.

Esthy mengingatkan agar atraksi alamnya diperhatikan dengan baik. Terutama, manajemen sampah, yang sering dikeluhkan banyak pihak di destinasi pegunungan.

"Ritual Yadnya Kasada sudah menjadi atraksi wisata. Pemerintah daerah harus mengemasnya menjadi pertunjukan wisata yang mampu menarik wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Service atau pelayanan yang baik, kebersihan, dan toilet yang terjaga, itu penting dalam jangka pendek," ujar Esthy.

Kementerian Pariwisata memang tengah gencar berpromosi membangun 10 top destinasi atau 10 Bali Baru, dimana salah satunya adalah Bromo Tengger Semeru (BTS) di Jawa Timur. Kawasan yang menyebar di 4 Kabupaten, yakni Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang itu terus digenjot agar bisa bersaing di level global.

"Tren-nya positif. Progress unsur 3A (penguatan Atraksi, Akses dan Amenitas) terus bergerak positif, dari waktu ke waktu. Berbagai even yang digelar levelnya global," kata Esthy

Komentar

Komentar
()

Top