Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pilpres Peru

Castillo Pimpin Perolehan Suara

Foto : AFP/ERNESTO BENAVIDES 

Pedro Castillo

A   A   A   Pengaturan Font

LIMA - Calon presiden dari kubu sayap kiri Peru, Pedro Castillo, masih mempertahankan keunggulan tipisnya dalam pemilihan melawan rivalnya dari kubu sayap kanan, Keiko Fujimori, setelah hasil penghitungan suara pemilihan pada 6 Juni lalu berakhir pada Selasa (15/6).

Berdasarkan hasil akhir penghitungan suara, Castillo memimpin dengan 44.058 suara, tetapi ia masih menghadapi tantangan hukum dari Keiko Fujimori yang menuduh adanya kecurangan dalam pemilu meskipun tidak disertai bukti.

"Surat suara sudah dihitung 100 persen dan keunggulan berada di pihak Castillo," tulis Partai Peru Libre melalui cuitan di Twitter.

Keunggulan yang tak terduga Castillo, 51 tahun, itu telah menggoncangkan elit politik dan bisnis Peru. Kemenangan Castillo juga berdampak besar pada industri pertambangan yang vital di negara yang merupakan penghasil tembaga nomor dua di dunia karena ia akan merencanakan peningkatan pajak yang besar terhadap sektor itu.

Castillo sebelumnya sudah berjanji dia tidak akan mengizinkan pesaingnya memupuskan keinginan rakyat dan membalikkan hasil pemilu ini, sementara pendukung kedua belah pihak turun ke jalan dalam hari-hari terakhir.

Castillo, yang merupakan putra seorang petani, meraih 50,125 persen suara. Sementara Keiko Fujimori, putri sulung dari mantan Presiden Alberto Fujimori yang kini dipenjara, meraih 49,875 persen suara.

Castillo pada Selasa malam memberitahu pendukungnya dari balkon markas besar partainya di Lima bahwa ia akan menghormati pejabat pemilihan dan mendesak mereka agar segera mengakhiri ketidakpastian ini dengan mengkonfirmasi hasil pemilihan secepatnya.

"Saya minta pejabat pemilihan untuk berhenti membuat rakyat Peru dalam kekalutan dan menghormati kehendak rakyat negara ini," kata Castillo.

Putusan Pengadilan

Sembilan hari sebelumnya pada Minggu (6/6), Peru menggelar pesta demokrasi untuk memilih presiden kelima dalam kurun waktu tiga tahun setelah terjadi serangkaian krisis dan skandal korupsi yang mengakibatkan tiga pemimpin yang berbeda di terpilih sebagai pejabat presiden dalam satu pekan pada November lalu.

Dengan selisih perolehan suara yang amat tipis ini, komisi pemilu Peru membutuhkan waktu lagi untuk melakukan peninjauan tuduhan kecurangan terutama setelah Keiko Fujimori meminta komisi pemilu untuk membatalkan puluhan ribu surat suara yang mungkin akan membalikkan situasi hingga bisa menguntungkannya. Oleh karena itu hasil pesta demokrasi ini harus menunggu putusan pengadilan sengketa pemilu.

Pengamat dari Organisasi Negara-negara Amerika telah menyatakan bahwa jalannya pemungutan suara berlangsung secara bebas dan tanpa penyimpangan serius.

Sementara itu pada Senin (14/6), anggota parlemen Jorge Montoya, seorang pendukung Keiko Fujimori menyerukan agar dilakukan pemilihan ulang. Namun Castillo segera menanggapinya bahwa pemilu ulang tak perlu dilakukan karena bisa memecah belah rakyat Peru. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top