Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Cara Sehat Mengonsumsi Karbohidrat

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Mitos Jahat Karbohidrat

Penulis : Toru Mizoguchi

Penerbit : Qanita

Cetakan : Mei 2018

Tebal : 169 halaman

ISBN : 978-602-402-121-4

Karbohidrat dalam tubuh merupakan sumber utama nutrisi, di samping lemak dan protein. Sumber nutrisi utama dapat diubah menjadi energi di dalam tubuh. Banyak yang beranggapan karena karbohidrat merupakan nutrisi utama tubuh, harus dikonsumsi setiap hari. Ini anggapan keliru.

Lemak merupakan sumber energi paling efektif. Meskipun tidak mengonsumsi karbohidrat, jika lemak tercukupi, dengan sendirinya tubuh tidak akan menderita kekurangan energi. Dengan demikian, karbohidrat tak harus dikonsumsi setiap hari. Sebaliknya, lemak dan protein memang dibutuhkan setiap hari.

Protein dan lemak mengandung asam amino esensial. Keduanya mengandung nutrisi yang tidak boleh hilang dari tubuh. Jika kurang akan menyebabkan penyakit. Karbohidrat tidak mengandung nutrisi esensial karena hanyalah nutrisi penghasil energi yang tidak selalu dibutuhkan.

"Karbohidrat tidak hanya berupa nasi putih atau makanan manis, tapi juga sereal atau biji-bijian yang sudah diolah, roti putih, sayuran berumbi, dan bir," kata Toru Mizoguchi, penulis buku ini (hlm 14). Pembatasan konsumsi karbohidrat untuk mengembalikan fungsi tubuh dan sel yang rusak. Mengurangi karbohidrat lalu mengutamakan konsumsi protein dan lemak akan mengembalikan kondisi tubuh seperti semula. Membatasi karbohidrat juga untuk menstabilkan kadar gula darah.

Saat masuk ke dalam tubuh, karbohidrat akan diserap sebagai glukosa dari lambung melewati usus kecil. Kemudian oleh cairan darah akan diangkut ke seluruh tubuh. Biasanya kadar gula darah akan naik ketika makan. Setelah beberapa waktu akan turun lagi. Dalam satu hari akan terjadi variasi diurnal, naik turunnya gula. Saat kondisi sehat, apa pun yang dimakan biasanya kadar gula dalam tubuh akan tetap terjaga stabil.

Akan tetapi, apabila terus-menerus mengonsumsi karbohidrat dapat menaikkan kadar gula darah secara signifikan. Kemudian, akan mulai muncul gangguan fungsi pengaturan tubuh. Apabila level perubahan melewati batas variasi diurnal, dan terjadi terus-menerus, maka organ yang menaikkan dan menurunkan kadar gula darah akan lelah. Fungsi pengaturan berangsur-angsur kacau. Akhirnya lahirlah penyakit hipoglikemia, turunnya darah seketika (hlm 91).

Mengapa ini bisa terjadi? Saat kadar gula darah naik tiba-tiba, seketika itu juga insulin langsung dikeluarkan dalam jumlah besar. Layaknya kekuatan seekor gajah, insulin akan "menginjak-injak" kadar gula secara berlebihan yang menyebabkan kadar gula menjadi terlalu rendah. Akhirnya, tubuh berada dalam kondisi kekurangan energi seketika itu juga.

Bahaya lain konsumsi karbohidrat secara berlebihan adalah sakarifikasi. Biasanya untuk menggabungkan suatu substansi dengan substansi lain dalam tubuh dibutuhkan perantara seperti hormon atau oksigen. Namun, gula tidak butuh perantara apa pun. Ia dapat bergabung dengan sekelilingnya. Itu membahayakan tubuh. Saat gula bergabung dengan protein akan mengikis fungsi protein, dan menghilangkannya. Semakin tinggi kadar gula, tambah mudah terjadi sakarifikasi.

Fenomena penuaan dini karena protein dalam tubuh mengalami sakarifikasi. "Saya sering menyampaikan, orang yang suka mengonsumsi nasi putih sampai kenyang dan tidak dapat meninggalkan kudapan manis akan lebih cepat mengalami penuaan," kata Toru Mizoguchi (hlm 38).

Pola makan dengan membatasi karbohidrat merupakan metode untuk menstabilkan kadar gula darah. Caranya, mengurangi asupan karbohidrat dan memperbanyak mengonsumsi lemak dan protein hewani. Dengan mempraktikkannya, kadar kolesterol akan naik. Tidak perlu terlalu khawatir dengan naiknya kadar kolesterol karena turun seketika dan perlahan-lahan menjadi stabil sampai ke angka yang paling cocok bagi tubuh.Diresensi Habibullah, Alumnus Pascasarjana UIN Malang

Komentar

Komentar
()

Top