Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pejabat Negara - Ketua MPR Mesti Sosok yang Teruji Loyal pada Pancasila

Calon Ketua MPR Harus Bisa Diterima Semua Kalangan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Untuk menjaga stabilitas politik nasional ke depan maka sosok yang menjadi ketua MPR harus yang loyal pada Pancasila dan seorang negarawan.

JAKARTA - Beberapa partai, baik yang ada dalam koalisi pendukung Jokowi maupun di luar koalisi, berebut posisi kursi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Para pengamat politik berharap Ketua MPR ke depan haruslah sosok yang memperlihatkan sikap kenegarawanannya. Berintegritas dan diterima semua kalangan.

"Saya rasa MPR ini harus diisi figur-figur yang memiliki sifat kenegarawanan, nasionalis, dan mampu merangkul banyak pihak," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Wawan Fahrudin, di Jakarta, Minggu (28/7). Menurut Wawan, sangat penting sosok Ketua MPR adalah figur yang diterima semua kalangan. Sebab di tengah menguatnya sikap ekslusivisme, dibutuhkan sosok yang pengayom. Sosok yang diterima semua kalangan, baik dari sisi agama maupun etnis. Yang tak kalah penting, lanjut Wawan, sosok Ketua MPR ke depan harus figur yang diterima mayoritas elite politik, baik di DPR sebagai representasi partai politik dan DPD sebagai representasi daerah. Ketua MPR ke depan juga mesti orang yang bisa menjadi komunikator yang baik.

"Sosok yang lebih mengedepankan kepentingan nasional daripada kepentingan politik praktis. Sosok yang punya sikap kenegarawanan itu yang dibutuhkan memimpin MPR," ujarnya. Pengamat politik dari Universitas Al Azhar yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin juga sependapat. Menurut Ujang, Ketua MPR sebaiknya dipegang oleh politisi senior partai, sehingga bisa lebih dihormati. Tentu, politisi senior yang disegani dan diterima semua kalangan. "Politisi senior, berpengalaman, diterima banyak pihak, berintegritas, kapabel, dan cakap dalam kepemimpinan. Politisi senior yang bisa merangkul semua golongan. Bukan politisi karbitan. Apalagi politisi jadi-jadian," kata Ujang.

Membela Keragaman
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna, Antara

Komentar

Komentar
()

Top