Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 08 Okt 2024, 14:23 WIB

Cadangan Devisa RI di Akhir 2024 Diproyeksikan di Kisaran 145-155 Miliar Dollar AS

Ilustrasi cadangan devisa.

Foto: antara foto

JAKARTA - Chief Economist Permata Bank Josua Pardede memproyeksikan cadangan devisa Indonesia pada akhir 2024 berada di kisaran 145 sampai 155 miliar dollar Amerika Serikat (AS).

Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia di posisi sebesar 149,9 miliar dollar AS pada September 2024, atau menurun 300 juta dollar AS dibandingkan sebesar 150,2 miliar dollar AS pada akhir Agustus 2024.

"Kami memproyeksikan cadangan devisa akan berkisar antara 145-155 miliar dollar AS pada akhir tahun ini. Oleh karena itu, kami mengantisipasi nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran Rp 15.300 sampai 15.600 per dollar AS pada akhir 2024," ujar Josua di Jakarta, Selasa (8/10).

Josua menjelaskan, sentimen risk-on yang didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) pada sisa tahun 2024 akan mulai berkurang seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan pasar tenaga kerja AS yang membukukan data yang kuat. "Sehingga, memberikan tekanan pada cadangan devisa dan stabilitas rupiah," ujar Josua.

Kemudian, lanjutnya, kemungkinan sentimen risk-off akan meningkat di masa mendatang seiring meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, terutama antara Israel dan Iran, yang dapat meningkatkan permintaan untuk aset-aset yang aman dan memicu arus keluar modal dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Dikombinasikan dengan data pasar tenaga kerja AS yang kuat, Ia menjelaskan ketegangan yang meningkat juga dapat meningkatkan harga minyak global, sehingga menimbulkan risiko terhadap kemajuan disinflasi di AS.

Hal tersebut, lanjutnya, dapat menunda atau membatasi ruang gerak The Fed untuk menurunkan suku bunga acuannya, sehingga membuat aset-aset AS menjadi lebih menarik bagi investor.

"Akibatnya, dollar AS cenderung menguat terhadap mata uang global," ujar Josua.

Apabila kondisi tersebut terus berlanjut, Ia memperkirakan BI akan menggunakan cadangan devisanya untuk mengintervensi pasar valuta asing (valas) dan menstabilkan nilai tukar rupiah, sehingga akan berpotensi mengurangi cadangan devisa.

"Namun, jika ketegangan geopolitik mereda, masih ada potensi untuk arus modal masuk. Mengingat fundamental dan prospek ekonomi Indonesia yang relatif lebih kuat dibandingkan dengan negara-negara lain," ujar Josua.

Dalam kesempatan ini, Ia menjelaskan bahwa Indonesia mencatatkan arus modal masuk bersih sebesar 2,76 miliar miliar dolar AS di pasar saham dan obligasi sepanjang September 2024, yang mana kepemilikan investor asing pada Surat Berharga Negara (SBN) meningkat menjadi 1,34 miliar dollar AS.

"Sementara investor asing membukukan net buy sebesar 1,42 miliar dollar AS di pasar saham," ujar Josua.

Di sisi lain, lanjutnya, Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) melaporkan arus keluar bersih sebesar 3,47 miliar dollar AS pada September 2024.

Kemudian, pemerintah pada periode sama menerbitkan obligasi global dalam dua mata uang yang terdaftar di Securities and Exchange Commission (SEC), masing-masing sebesar 1,8 miliar dollar AS dan 750 juta Euro.

Redaktur: Sriyono

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.