Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perubahan Iklim

Butuh Strategi Agar Jakarta Tak Tenggelam

Foto : ANTARA/Dhemas Reviyanto

Sejumlah kapal bersandar di dekat Stasiun Pompa Waduk Pluit Timur di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, baru-baru ini. Akibat perubahan iklim permukaan air laut akan naik.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth meminta pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengenai kemungkinan tenggelamnya Jakarta dalam 10 tahun ke depan dijadikan masukan positif oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Bahkan, anggota Fraksi PDI Perjuangan ini meminta pernyataan Biden ditanggapi dengan serius oleh pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengambil langkah-langkah strategis yang diperlukan.
"Saya berharap para ilmuwan atau para ahli di bidangnya harus bisa melakukan langkah-langkah terobosan terkait apa yang sudah diutarakan oleh Joe Biden," kata Kent dalam keterangannya, Rabu (4/8).
Para ahli harus bisa sepemikiran dalam menanggapi masalah perubahan iklim dan pemanasan global. "Terutama bagi Pemprov DKI harus bisa benar-benar serius dalam menyikapi pernyataan Biden tersebut," katanya.
Hal itu, kata Kent, merujuk pada laporan analis bisnis Verisk Maplecroft (12/5) menempatkan Jakarta di peringkat teratas kota paling rentan krisis iklim dari 576 kota besar di dunia.
Dalam laporan itu, Kent menyebutkan bahwa Jakarta masih dirundung beragam masalah lingkungan seperti ancaman banjir serta prediksi terancam tenggelam pada 2050.
Memang, lanjut Kent, dalam beberapa dekade terakhir masalah banjir sebagian didorong oleh pemompaan air tanah secara luas yang menyebabkan permukaan tanah menurun. Menurut beberapa perkiraan, sebanyak 40 persen permukaan tanah Jakarta sekarang berada di bawah permukaan laut.
"Hal ini yang perlu diwaspadai, Pemprov DKI harus bisa mengambil langkah antisipasi dari sekarang sebelum terlambat," katanya.

13 Sungai Utama
Selain itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan jajarannya juga harus fokus pada pembenahan 13 sungai utama seperti harmonisasi normalisasi dan naturalisasi, merevitalisasi 109 danau, embung dan waduk serta menambah 20 waduk baru.
"RTH kota harus ditambah sebanyak-banyaknya sebagai daerah resapan air alami, rehabilitasi seluruh saluran air kota," katanya.
Pemprov harus dapat mengantisipasi banjir lokal, restorasi kawasan pantai utara, merelokasi permukiman ke daratan sejauh 500 meter, membangun hutan mangrove bukan tanggul raksasa, menghentikan reklamasi untuk antisipasi banjir rob.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebutkan bahwa DKI Jakarta dalam kondisi terancam tenggelam dikarenakan perubahan iklim yang saat ini sedang menghantui seluruh dunia. Ant/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Sriyono

Komentar

Komentar
()

Top