Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transisi Energi | Ketersediaan Sumber EBT Hampir Ada di Seluruh Wilayah Indonesia

Butuh Investasi Rp219 Triliun untuk Tingkatkan Kapasitas Listrik EBT

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Pembangunan masif pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara di kawasan industri atas nama pertumbuhan ekonomi masih didukung oleh rangkaian kebijakan.

JAKARTA - Pemerintah menegaskan pengembangan listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) sesuai komitmen Indonesia dalam Paris Agreement dan target netralitas karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Karena itu, diperlukan setidaknya investasi sebesar 14,2 miliar dollar AS atau setara 218,52 triliun rupiah (kurs saat ini 15.388,90 rupiah/dollar AS) untuk meningkatkan kapasitas listrik EBT menjadi 8,2 gigawatt (GW).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani, menyebut Indonesia memerlukan investasi hingga tahun depan (2025) hingga 14,2 miliar dollar AS guna menaikkan kapasitas dari renewable itu hingga 8,2 gigawatt. "Kita bisa menaikkan bauran energi terbarukan tahun depan dari 13 persen menjadi 21 persen," katanya di Jakarta, Kamis (5/9).

Menurut Eniya, peningkatan kapasitas listrik EBT sesuai target pada 2025 bukanlah sebuah keniscayaan, namun memerlukan dana investasi yang sangat besar. "Jadi memang perlu dana yang besar, tetapi bukan tidak mungkin," tutur Eniya.

Eniya mengungkapkan beberapa sumber energi terbarukan di Indonesia yang potensi ketersediaanya mencukupi bahkan beberapa melimpah, seperti solar atau tenaga surya (3.294 GW), angin (155 GW), air (95 GW), arus laut (63 GW), bahan bakar nabati atau BBN (57 GW) dan anas Bumi (23 GW).

Untuk sumber energi panas bumi yang potensinya sangat besar dan berperan penting dalam mewujudkan NZE, Eniya mengaku sudah menawarkan pengembangannya kepada investor.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top