Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan Usaha I BNI Inisiasi Penciptaan Ekosistem Perdagangan “Seafood”

Butuh Inovasi Pacu Ekspor Perikanan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemberian insentif kredit tak hanya untuk eksportir, tetapi juga importir serta perbaikan pengelolaan hasil produksi diharapkan bisa membantu peningkatkan ekspor perikanan Indonesia.

JAKARTA - Untuk meningkatkan ekspor perikanan, dibutuhkan sejumlah strategi seperti pemberian insentif pembiayaan dan pemanfaatan teknologi. Pemberian kredit murah diharapkan bisa membantu petani meningkatkan produktivitasnya, sementara penggunaan radiasi nuklir untuk pengawetan bahan pangan dinilai membantu pengelolaan hasil perikanan dengan baik.

Karena itu, peran perbankan dinilai sangat penting untuk menyediakan fasilitas kredit dengan bunga ringan bagi pelaku usaha perikanan, terutama berbasis ekspor. Tak hanya kepada eksportir, bank juga membiayai para importir yang membeli produk eksportir dari Indonesia. Skema tersebut sangat membantu terealisasinya transaksi perdagangan antarpengusaha asal Indonesia dengan importir di negara tujuan ekspornya.

Penciptaan ekosistem tersebut diinisiasi oleh Bank Negara Indonesia (BNI). Skema pembiayaan dua sisi tersebut diterapkan pada perdagangan seafood yang di mana eksportirnya merupakan nasabah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BNI, asal Bulukumba, Sulawesi Selatan, bernama Abdul Rozak. Abdul Rozak merupakan petani tambang yang mengekspor udang hasil budi dayanya di Bulukumba melalui PT Multi Monodon Group yang berada di Makassar, Sulawesi Selatan.

Sedangkan PT Multi Monodon Group kemudian menampung produk-produk seafood dari berbagai petani tambak seperti Abdul Rozak, kemudian mengekspor produk seafood itu ke pembeli yang berada di beberapa negara, seperti Singapura, Hong Kong, Jepang, Tiongkok, dan beberapa negara lainnya.

Perusahaan importir tersebut juga mendapat fasilitas pembiayaan impor melalui BNI Cabang Hong Kong.

Direktur Tresuri dan Internasional BNI, Rico Rizal Budidarmo, mengemukakan salah satu strategi yang dikembangkan untuk meningkatkan ekspor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) seperti Abdul Rozak adalah memberikan fasilitas KUR. "Dari pembiayaan tersebut, dia mengembangkan usaha tambaknya yang semula berawal dari dua petak tambak," ungkapnya, kemarin.

Perbaikan Pengelolaan

Selanjutnya, pengelolaan hasil perikanan itu perlu ditangani secara baik, mengingat Indonesia beriklim tropis dengan potensi tingkat kerusakan mencapai 60-70 persen.

Hal ini menyebabkan komoditas ekspor Indonesia sering ditolak oleh negara tujuan karena tidak sesuai persyaratan terkait dengan kandungan mikroba pathogen.

Untuk itu, pengawetan bahan pangan dan obat serta sterilisasi alat kesehatan menggunakan radisai tanpa bahan kimia berbahaya merupakan solusi yang tepat. Hal tersebut disampaikan Pakar Nuklir BATATAN, Yohannes Sardjono, saat Kuliah Umum di FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), baru-baru ini.

Radiasi yang digunakan bisa berupa sinar gamma, misaknya dari zat radioaktif seperti cobalt-60 atau berkas electron dari perangkat akselerator yang digerakkan oleh daya listrik.

Dari hasil penelitian selama 50 tahun, terbukti dosis radiasi gamma yang tepat hanya membunuh biota parasite (pathogen), tidak menurunkan mutu nutrisi bahan pangan. Tak hanya itu, iradiasi gamma dapat menggantikan proses pengawetan fumingasi menggunakan bahan kimia ataupun teknik pengawetan konvensional lainnya yang berbahaya.

"Efek radiasi gamma pada biota penganggu yaitu radiasi sinar gamma memutus untai struktur DNA dari biota," papar Yohannes. bud/YK/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top