Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
DISKONTO

Bulog Gelar OP 15 Ribu Ton Beras

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menggelar operasi pasar (OP) cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 15 ribu ton. Penggelontoran stok tersebut dimaksudkan untuk menurunkan harga beras yang terpantau masih tinggi, khususnya beras medium. Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso menyampaikan OP dilakukan di seluruh Indonesia dan dilakukan secara intensif.

"OP meneruskan perintah Presiden untuk segera melakukan intervensi pasar melalui surat Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 31 Agustus lalu," ungkap pria yang disapa Buwas itu dalam peluncuran stabilitas harga beras medium di Jakarta, Selasa (4/9). Buwas menjelaskan kenaikan harga beras medium dikarenakan kondisi yang memasuki musim kering.

Untuk itu, harga gabah yang digiling mengalami kenaikan. Bulog memastikan kualitas beras yang digelontorkan saat ini baik, sehingga layak dikonsumsi. Beras yang digelontorkan tersebut dipatok dengan harga 8.100 rupiah per kilo gram (kg) untuk di gudang Bulog dan 8.750 rupiah untuk di luar gudang Bulog.

Bulog sejak awal 2018 hingga kini telah menggelontorkan cadangan beras pemerintah sebanyak 338.502 ton atau sekitar 10.000-15.000 ton per hari. Dirut Bulog juga memastikan bahwa beras yang digelontorkan itu merupakan beras berkualitas baik dan sangat layak untuk dikonsumsi warga.

Sebagaimana diwartakan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengubah paradigma tanam padi sebagai salah satu upaya untuk menstabilkan harga beras. "Intinya, kita mengubah paradigma tanam padi. Dulu ada paceklik, kita telusuri masalahnya. Paceklik terjadi pada November-Desember-Januari.

Kenapa terjadi paceklik? Karena tiga bulan sebelumnya Juli-Agustus-September tanamnya hanya separuh dari kebutuhan, 500 ribu hektare," kata Amran Sulaiman di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/8).

Lebih lanjut Amran mengatakan paradigma tanam padi diubah melalui manajemen tanam yang baik sehingga bisa menekan kemungkinan ada masa paceklik. Menurut dia, kunci agar tidak paceklik adalah menanam satu juta hektare pada Juli, Agustus, September setiap tahun.

ers/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Antara

Komentar

Komentar
()

Top