Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Bisnis

BTN Sesuaikan RBB

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) melakukan penyesuaian Rencana Bisnis Bank (RBB) dengan pertimbangan kondisi makro ekonomi dan perkembangan industri perbankan dalam negeri yang cenderung mengalami pengetatan likuiditas.

Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan perubahan RBB meliputi pertumbuhan kredit hingga akhir tahun yang diprediksi akan berkisar 10-12 persen, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) diprediksi juga tumbuh di level yang sama yaitu 10-12 persen, dan aset ditargetkan bisa tumbuh di kisaran 8-10 persen.

"Target pertumbuhan DPK dan kredit kami masih di atas RBB industri perbankan yang berada di angka 9-11 persen untuk kredit dan DPK yang hanya tumbuh 7 hingga 9 persen. Kami optimistis kinerja Bank BTN tetap dalam jalurnya atau on track," kata Maryono, pekan lalu. Sejumlah strategi dijalankan Bank BTN untuk meraup pendanaan dan meningkatkan pertumbuhan kredit.

Untuk pendanaan, Bank BTN melakukan kombinasi antara dana dari wholesale funding seperti penerbitan obligasi berkelanjutan tahap II dan mengejar dana murah dari produk tabungan dan deposito. Maryono optimistis Bank BTN dapat mengejar pertumbuhan kredit pada paruh kedua tahun ini karena penyaluran kredit per Juni 2019 sudah sejalan dengan rencana perseroan.

Adapun segmen kredit yang digenjot adalah KPR non subsidi, kredit komersil dan kredit konstruksi. Stimulus pertumbuhan kredit pada semester kedua tahun ini, menurut Maryono, antara lain, kebijakan Bank Indonesia seperti pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) dan baru-baru ini, BI juga telah memangkas suku bunga acuan atau BI 7days reverse repo rate menjadi 5,75 persen, permintaan kredit terutama properti yang masih tinggi, serta stabilnya suhu politik pasca Pemilu Presiden.

Lebih lanjut pada RBB, Maryono juga menyampaikan revisi dari target rasio perbankan diantaranya, Rasio Kecukupan Modal dan rasio kredit macet dengan tetap menyesuaikan dengan aturan regulator. Untuk Capital Adequate Ratio (CAR) ditargetkan Maryono bisa bertahan pada kisaran 17-19 persen dan Non Performing Loan atau NPL gross tetap dijaga di bawah 2,5 persen.

"Pengendalian NPL kami lakukan lewat pelelangan agunan yang tidak perform kepada developer maupun ke investor properti," imbuhnya. Sementara terkait dengan aksi korporasi, Bank BTN akan menjalankan rencana yang sudah ditetapkan di antaranya mengakuisisi Perusahaan Modal Ventura untuk menjadi vehicle dengan memiliki saham di LinkAja, dan akan menuntaskan akuisisi PT PNM Investment Management.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top