BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Bekas
Seorang pengemudi menukar baterai motor listrik di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) Gambir, Jakarta, Selasa (2/1)
Dalam upaya mengurangi masalah lingkungan akibat sampah baterai, Badan Riset dan Inovasi Nasional telah mengembangkan metode daur ulang baterai bekas
JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan metode daur ulang baterai bekas dalam upaya mengurangi masalah lingkungan akibat sampah baterai, yang mengandung logam berat sehingga bisa membahayakan lingkungan dan kesehatan.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers BRIN di Jakarta, Jumat (26/1), Peneliti Pusat Riset Sistem Nanoteknologi BRIN, Octia Flowerin, menyampaikan bahwa daur ulang baterai bekas umumnya dilakukan menggunakan metode pirometalurgi, hidrometalurgi, dan daur ulang langsung.
Pirometalurgi yakni metode daur ulang baterai bekas dengan cara memanaskan baterai bekas pada suhu tinggi. Metode ini menghasilkan logam murni, tetapi membutuhkan energi yang besar.
Metode hidrometalurgi yang dilakukan dengan cara melarutkan logam dari baterai bekas menggunakan larutan kimia bisa menghasilkan logam murni dengan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan pirometalurgi.
Sedangkan metode daur ulang secara langsung dilakukan dengan cara mengubah baterai bekas menjadi katoda baterai baru. Metode ini kebutuhan energinya paling rendah, tetapi hanya dapat dilakukan pada baterai jenis tertentu.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya