BRIN Dorong Masyarakat Pesisir Jadi Aktor Utama dalam Ekonomi Biru
Ilustrasi - Nelayan membongkar muatan tangkapan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kota Sorong, Papua Barat.
Foto: ANTARA/Olha MulalindaJAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong masyarakat yang tinggal di daerah pesisir untuk menjadi aktor utama dalam kegiatan ekonomi biru demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir.
"Masyarakat pesisir seharusnya menjadi aktor utama dalam ekonomi biru, meskipun saat ini mereka masih menghadapi tantangan kemiskinan yang signifikan," kata Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN R Hendrian melalui keterangan di Jakarta, Jumat (18/10).
Hendrian menekankan pentingnya kolaborasi strategis dalam memanfaatkan riset dan inovasi untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir.
Oleh karenanya ia mengajak kepada universitas, industri, dan organisasi nirlaba (NGO), untuk bersama-sama untuk mendiskusikan berbagai hal, termasuk arah dan kebijakan ekonomi biru di Indonesia, serta strategi penguatan UMKM dalam mendorong ekonomi biru.
Hendrian optimistis UMKM bisa memegang peranan penting dalam keberhasilan implementasi ekonomi biru.
"Upaya ini tidak akan berhasil tanpa kolaborasi yang baik antara berbagai pihak, termasuk kementerian, akademisi, industri, dan NGO," ujarnya.
Senada dengan Hendrian, Rektor Universitas Mataram Bambang Hari Kusumo menekankan pemanfaatan potensi ekonomi biru yang dimiliki Nusa Tenggara Barat (NTB) dan pentingnya kolaborasi dalam pengembangan sektor ini.
NTB, kata dia, memiliki kekayaan sumber daya laut yang melimpah, termasuk lobster, udang, rumput laut, dan mutiara. Di samping itu ia juga mencatat adanya peningkatan jumlah restoran yang menyajikan kepiting, berkat keberhasilan penanaman mangrove di wilayah tersebut.
"Kita mengandalkan ekonomi hijau dan biru, namun saat ini fokus kita adalah pada ekonomi biru. Potensi NTB luar biasa, dan kita akan bekerja sama dalam mengembangkannya," ujar Bambang.
Meski demikian ia mengakui terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi para pelaku industri perikanan, seperti tingginya biaya listrik menjadi beban bagi nelayan, dan menyarankan pengembangan kincir angin tenaga surya untuk mengurangi biaya operasional.
Oleh karena itu melalui kolaborasi multisektor yang tempat, ia berharap potensi ekonomi biru di NTB, juga Indonesia, bisa dimaksimalkan demi pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir, yang juga berpengaruh pada kesejahteraan para pelakunya.
"Kita perlu melindungi mereka dengan regulasi yang tepat, agar potensi sumber daya laut bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan," tutur Bambang Hari Kusumo.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemerintah Percepat Pembangunan Sekolah Rakyat
- 2 TNI AD Telah Bangun 3.300 Titik Air Bersih di Seluruh Indonesia
- 3 Program Makan Bergizi Gratis Harus Didanai Sepenuhnya Dari APBN/D
- 4 Basarnas evakuasi jenazah diduga WNA di tebing Uluwatu
- 5 Guru Besar UGM Sebut HMPV Tidak Berpotensi Jadi Pandemi, Ini Alasannya
Berita Terkini
- Ini Beberapa Fakta di Balik Kebakaran Hutan yang Menyambar Kawasan Elit Los Angeles
- Menegangkan, Megawati Bawa Red Sparks Taklukkan GS Caltex Lewat Drama Lima Set
- Beijing Bantah Ada Penyebaran "Virus Tak Dikenal" di Tiongkok
- Emir Mahira Janjikan Film "Pengantin Setan" Tidak Hanya Sekadar Horor tapi Ada Kekuatan Cinta
- Pemagaran Laut di Tangerang Salahi Aturan Perundangan