Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aksi Korporasi | “Right Issue” Membuat Saham BRI di AGRO Terdilusi 80 Persen

BRI Agro Akan "Rights Issue" di Kuartal III-20191.473,33

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) akan menerbitkan saham baru melalui skema penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue pada kuartal III-2019. Saat ini, Perseroan masih menunggu persertujuan dari Kementerian BUMN sebagai pemilik saham.

Direktur Utama BRI Agro, Agus Noorsanto, mengatakan rencana penerbitan rights issue tidak lepas dari upaya untuk naik kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) menjadi BUKU III dari posisi saat ini di BUKU II.

"Diharapkan akhir tahun ini kita sudah naik kelas jadi BUKU III. Artinya, modal kami sudah di atas lima triliun rupiah. Posisi dari 2018 kemarin, modal kami masih 3,3 triliun rupiah, sehingga paling tidak dibutuhkan dana sekitar 700 miliar rupiah guna mencapai lima triliun rupiah," ungkapnya, di Jakarta, Kamis (28/3).

Dengan menjadi BUKU III maka ruang gerak AGRO, baik dalam mengakses pendanaan maupun menjalankan aktivitas perbankan akan lebih luas.

"Dengan menjadi BUKU III, kita akses ke kementerian dan pemilik dana institusi lebih mudah dibandingkan BUKU II," kata dia. Untuk itu, dana yang dibidik dari penerbitan saham baru ini sekitar 700 miliar rupiah.

Dalam aksi korporasi ini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebagai induk perusahaan, kemungkinan tidak akan menyerapnya. Perseroan akan melepas sahamnya langsung ke publik atau mencari investor strategis. Pihaknya akan melakukan roadshow baik di dalam maupun ke luar negeri.

"Nanti BRI akan menurunkan kepemilikannya. Tentunya ini harus mendapat persetujuan dari pemilik saham induk yakni Kementerian BUMN, supaya likuiditas di market lebih tinggi," jelasnya.

Saham BRI Terdilusi

Saat ini, porsi kepemilikan Bank BRI di dalam AGRO sekitar 87 persen, sehingga dengan adanya rights issue maka kepemilikan Bank BRI akan terdilusi menjadi sekitar 80 persen.

Sejauh ini untuk investor strategis yang akan menyerap right issue ini, menurut Agus, belum ada. Namun, di tahun lalu sempat ada pihak yang sempat membicarakan tentang hal ini, sehingga pihaknya pun akan menanyakan kembali. "Kita roadshow ke luar negeri untuk mencari minat investor asing. Roadshow-nya mungkin di regional seperti Hong Kong dan Singapura," jelas dia.

Perseroan pun akan membagikan dividen kepada para pemegang saham. Perseroan menyiapkan dana sebesar 40 miliar rupiah atau 20 persen dari capaian laba bersih tahun 2018 sebesar 204 miliar rupiah. Nilai saham per dividen dibagikan sebesar 1,9 rupiah.

Terkait Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71, Agus menjelaskan hal tersebut bisa memengaruhi laba dan return earning. Meski baru perkiraan, namun cukup signifikan bagi industri. Kemungkinan perbankan akan membebankannya pada return earning. "Kita masih mempelajari dampak aturan itu sehingga belum ada yang memutuskannya. Tetapi, persiapannya di perbankan sendiri sudah dilakukan perhitungan dan lain-lain, ketika nanti dimulai di awal 2020," jelas dia.

Ditambahkannya, pengaruh dari PSAK 71 akan berpengaruh pada Current Account Ratio (CAR) AGRO yang bisa turun sekitar 0,8 persen atau 8 basis poin (bps) dari posisi saat ini 28 persen. "Pengaruhnya masih kecil dan belum satu persen. CAR kita masih jauh di atas regulasi," imbuhnya.

Pada tahun 2019, Perseroan menargetkan laba bersih tumbuh 40-50 persen. Apabila laba bersih tahun 2018 sebesar 204 miliar rupiah maka tahun ini bisa mencapai sekitar 300 miliar rupiah. yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top