Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Inggris

Brexit Ditolak, PM Theresa May Hadapi Mosi Kepercayaan

Foto : HO/PRU/AFP

SESI DEBAT - PM Inggris Therasa May berbicara saat sesi debat terkait mosi tak percaya di Parlemen, London, Rabu (16/1). Mosi diajukan setelah kesepakatan Brexit gagal mendapatkan persetujuan Parlemen.

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Setelah Parlemen menolak kesepakatan Inggris meninggalkan Uni Eropa (UE), Perdana Menteri (PM) Theresa May segera akan menghadapi mosi kepercayaan. Pemerintah di bawah May menderita kekalahan terbesar dalam sejarah Inggris modern setelah House of Commons memberikan 432 suara menolak dan 202 suara mendukung Brexit.

Atas hasil itu, Uni Eropa memperingatkan hasil pemungutan suara itu meningkatkan risiko Brexit akan berjalan tanpa kesepakatan, sehingga Inggris dapat memutuskan hubungan dengan mitra dagang terbesarnya dalam semalam. Ketua Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, mendesak London untuk segera menjelaskan perkembangan itu.

"Waktu hampir habis," ujarnya mengingatkan. Irlandia, satu-satunya negara anggota UE yang berbatasan langsung dengan Inggris, mengatakan akan melakukan persiapan besar untuk Brexit tanpa kesepakatan.

Setelah pemungutan suara, May mencoba berdamai dengan menawarkan pembicaraan lintas partai untuk menyelamatkan kesepakatan Brexit, sebelum ada rencana baru Senin depan. Dia berharap dapat memenangkan mosi kepercayaan yang dijadwalkan digelar sekitar pukul 19.00 GMT, Rabu (16/1) malam.

Mosi itu diajukan oleh pemimpin oposisi dari Partai Buruh, Jeremy Corbyn, yang ingin memaksakan pemilihan umum digelar. Sementara anggota parlemen dari Partai Konservatif dan sekutu-sekutunya di Partai Persatuan Demokratik Irlandia Utara (DUP), memimpin dakwaan terhadap kesepakatan Brexit, karena tidak menginginkan pemerintahan jatuh ke tangan Partai Buruh.

Surat kabar Inggris gencar memberitakan kekalahan May yang menyebabkan hasil perundingan selama 18 bulan dengan Uni Eropa terbuang sia-sia. Tabloid Sun mengatakan May dihancurkan, sedangkan Daily Mail menulis, kekuasaanya digantung dengan ancaman, serta komentator di The Times menggambarkannya sebagai perdana menteri zombi.

Perubahan Mendasar

Mantan Menteri Luar Negeri dan pendukung Brexit, Boris Johnson, mengatakan hasil pemungutan itu memberi May mandat kuat untuk merundingkan kembali kesepakatannya dengan Uni Eropa. Sedangkan pemimpin Partai Serikat Buruh Demokrat (DUP), yang menjadi pendukung May, Arlene Foster, menyerukan agar dilakukan perubahan mendasar pada kesepakatan Brexit.

"Kami akan memberi pemerintah ruang untuk menetapkan rencana dan mengamankan kesepakatan yang lebih baik," katanya. Setelah kekalahan itu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan tekanan yang muncul, telah mendorong Inggris untuk menemukan jalan keluar.

Sementara itu, anggota parlemen yang pro Uni Eropa, menyerukan digelar referendum kedua dengan opsi untuk membatalkan Brexit, sebagai jalan keluar dari kebuntuan.

AFP/SB/AR-2

Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top