Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Brain Fog, Gangguan Kognitif Sulitkan Berpikir

Foto : ISTIMEWA

mudah lelah

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Salah satu masalah yang terkait dengan gangguan otak adalah brain fog. Gangguan ini bukan tergolong penyakit namun gejala dari kondisi atau penyakit tertentu yang bisa mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir dan mengingat.

Ketika seseorang mengalami brain fog, bisa mengalami gangguan fungsi kognitif, seperti sulit berpikir jernih, konsentrasi buruk, ketidakmampuan untuk fokus, dan mudah lupa. Keluhan ini cenderung muncul sesekali. Orang yang mengalaminya bisa kembali berpikir dengan normal seperti biasa setelah beberapa waktu.

Ada beragam penyebab brain fog yang perlu diketahui. Antara lain kurang kurang istirahat, perubahan hormonal, stress, depresi, kekurangan asupan tertentu, efek samping obat-obatan, dan kondisi medis tertentu lainnya.

Menurut Dokter Spesialis Syaraf Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S. infeksi Covid-19 bisa menyebabkan gangguan kognitif seperti brain fog. Ini dapat terjadi melalui mekanisme multifaktor mulai dari risiko penyakit bawaan (komorbid), hingga perubahan status mental atau delirium saat perawatan di rumah sakit.

Brain fog dapat terjadi bagi mereka yang memiliki komorbid. Hasil penelitian pada 2006 menyebutkan, pusat memori di otak (hippocampus) sangat rentan terhadap inflamasi atau peradangan, sebuah dampak yang ditimbulkan dari infeksi.

Sejauh ini, kata Yuda, tidak ada pengobatan terbukti ampuh atau evidence-based medicine untuk mengatasi gangguan kognitif ini. Meski begitu, akan selalu ada potential treatment atau pengobatan yang bisa dilakukan, yaitu dengan cara konsumsi Citicoline yaitu obat yang bekerja dengan cara meningkatkan senyawa kimia di otak bernama phospholipid phosphatidylcholine.

Obat ini dikonsumsi sebagai suplemen atau disuntikan ke pembuluh darah atau ke otot. Awalnya obat tersebut digunakan untuk membantu meningkatkan daya ingat, kemampuan berpikir, dan fungsi otak pada pasien yang menjalani penyembuhan stroke, hilang ingatan karena penuaan hingga penyakit Alzheimer.

Selain obat cara lain untuk melawan brain fog perlu diimbangi dengan olahraga fisik, stimulasi mental, dan aktivitas sosial untuk menjaga kesehatan fungsi otak. "Stimulasi mental dapat dilakukan dengan cara perbanyak berita positif hindari berita negatif. Terakhir, jangan lupa aktivitas sosial. Ini semua harus dikombinasikan," pungkasnya.

Product Management PT Kalbe Farma Tbk Nandhita Octavia Nugriani, menuturkan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit pikun usia dini (demensia dini) akibat gejala brain fog dengan menjaga daya tahan tubuh. bukan hanya itu agar tetap produktif perlu juga mengkonsumsi suplemen kesehatan Citicoline.

"Suplemen kesehatan Citicoline yang berfungsi membantu terapi Brain Fog dengan efek samping aman, rasa segar, dan benefitnya cepat larut dalam mulut tanpa perlu dibantu air minum (praktis). Ini sangat cocok dikonsumsi untuk menjaga daya tahan tubuh dan tetap produktif khususnya di era pandemik ini," jelasnya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top