Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penataan Angkutan Jabodetabek

BPTJ Butuh Rp600 Triliun Guna Benahi Transportasi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kebutuhan investasi menyeluruh untuk membangun angkutan umum dan infrastruktur di wilayah Jakarta Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) serta pendukungnya sekitar 600 triliun rupiah. Untuk jangka pendek sampai pada periode 2018-2024 atau lima tahun dibutuhkan dana sekitar 329,5 triliun rupiah.

"Kebutuhan dana investasi itu sebagian besar diharapkan datang dari pihak swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hanya sedikit dari Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) yaitu sekitar 16 persen dan Anggaran Pendapatan, dan Belanja Negara (APBN) 8,47 persen," kata Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono, di Jakarta, kemarin.

Bambang menambahkan untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum di wilayah Jabodetabek, pihaknya akan melakukan revitalisasi terminal, serta membangun transit operated develepmpent (TOD) bersama BUMN dan swasta. TOD di wilayah Jakarta itu, antara lain di Lebak Bulus, Pasar Senen, dan Pondok Cina. Semua TOD itu berbasis rel atau (rail based), baik KAI atau MRT.

Tugas Pokok

Terkait dengan tugas pokok sesuai Perpres No 55/2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ), kata Bambang, wilayah kerjanya meliputi tiga provinsi dan delapan kota/kabupaten di sekitar Jakarta. Sampai tahun 2029, key performent indicator (KPI) yang akan dicapai, antara lain moda share angkutan umum capai 60 persen, kecepatan kendaraan di jalan minimal 60 km per jam. Kemudian waktu tempuh point to point angkutan umum maksimal 1,5 jam di jam sibuk.

"Jarak tempuh dari rumah maksimal 500 meter sudah ada kendaraan umum. Selanjutnya perpindahan antarmoda maksimal tiga kali. Dengan begitu, orang makin enjoy naik kendaraan umum dan mau meninggalkan mobil pribadi di rumah," katanya.

Selama tahun 2018 lalu, papar Bambang, pemerintah sudah mendistribusikan 1.000 bus untuk angkutan umum ke berbagai pemukiman di wayah Jabodetabek. Dari jumlah tersebut, sekitar 300 bus dioperasikan oleh Perum PPD.

"Tahun ini, pemerintah menargetkan akan menambah 1.000 bus angkutan umum, ke berbagai titik di Jabodetabek. Termasuk ke kawasan pemukiman dan digunakan untuk melayani angkutan umum langsung ke pusat kota di Jakarta," kata Bambang. mza/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top