Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

BPS: Defisit Perdagangan Pengaruhi Pertumbuhan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA- Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis (15/3) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2018 defisit sebesar 120 juta dollar AS atau turun dibanding defisit pada Januari yang mencapai 670 juta dollar AS.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan defisit neraca perdagangan dua bulan berturut-turut harus diwaspadai karena akan berpengaruh negatif pada pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018.

"Ini bisa memengaruhi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 lebih rendah dibandingkan kuartal IV-2017 yang tercatat 5,19 persen, karena ekspor merupakan salah satu komponen pertumbuhan selain konsumsi, investasi dan belanja pemerintah," kata Suhariyanto.

Dia berharap kinerja ekspor pada Maret semakin baik sehingga bisa mencatat surplus untuk mengkompensasi defisit neraca perdagangan dua bulan pertama.

Menurut dia, Indonesia perlu strategi untuk mengubah neraca perdagangan defisit menjadi surplus, salah saunya dengan diversifikasi produk dan tidak terlalu bergantung pada ekspor Sumber Daya Alam (SDA) dan komoditas yang rentan terhadap harga. Jika melihat data jelasnya, sebesar 7,82 miliar dollar AS dari ekspor RI dua bulan pertama berupa hasil pertanian, pertambangan, dan migas.

Selain diversifikasi produk, Indonesia tambahnya harus memproduksi bahan baku industri agar kebergantungan pada impor bahan baku bisa ditekan. Data BPS menunjukkan impor bahan baku sepanjang Januari dan Februari tercatat 22,05 miliar dollar AS atau 74,67 persen dari total impor senilai 29,52 miliar dollar AS.

BPS tambahnya akan memantau neraca perdagangan di masa-masa mendekati hari raya Idul Fitri dan bulan Desember mengingat tren tahunan defisit terjadi di masamasa itu. Ia meyakini neraca perdagangan Maret akan kembali surplus lantaran defisit bulan Februari tercatat 120 juta dollar AS atau membaik dibanding bulan sebelumnya yakni 670 juta dollar AS.

bud/AR-2

Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top