Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Data Investasi

BPS-Bappenas Libatkan K/L Susun Disagregasi PMTB

Foto : istimewa

Suhariyanto

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berupaya mengkoordinasikan kementerian/ lembaga (K/L) pemerintah untuk turut mengumpulkan data investasi guna menyusun disagregasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).

Kepala BPS, Suhariyanto dalam sosialisasi Disagregasi PMTB di Jakarta, Kamis (23/8), mengatakan ketersediaan disagregasi PMTB atau data investasi fisik sejauh ini masih sangat terbatas. Padahal, data investasi yang lebih rinci dan terurai dapat menjadi sumber analisis serta acuan untuk pengambil kebijakan pemerintah.

"Yang kami inginkan adalah data investasi yang komprehensif dan terintegrasi. Kami ingin mempunyai data yang lebih jelas baik dari institusi pemerintah, BUMN, maupun swasta," kata Suhariyanto.

Dia menyebutkan, saat ini, data investasi fisik nasional dalam Produk Domestik Bruto (PDB) hanya mampu merinci menurut enam jenis barang modal, yakni bangunan, mesin dan perlengkapan, kendaraan, peralatan lainnya, cultivated biological resources (CBR) dan kekayaan intelektual.

Menurut Suhariyanto, data yang tersedia saat ini belum mampu merenspons isu, memberikan rekomendasi dan alat dasar pembuat kebijakan. "Keterbatasan data investasi ini tidak mampu menjawab soal jenis bangunan apa? apakah infrastruktur? lapangan usaha mana yang perlu didorong untuk investasi fisik? Masih banyak pertanyaan yang tak bisa dijawab," kata dia.

Data Komprehensif

Karena itu, koordinasi dalam penyusunan disagregasi PMTB ini akan menyediakan data investasi fisik yang komprehensif dan terintegrasi serta mencakup informasi soal lapangan usaha, institusi, dan jenis barang modal.

Dalam penyusunan disagregasi PMTB ini, BPS pun sudah melakukan pengumpulan data primer sejak April 2018 dengan menyebar kuesioner yang berbeda-beda menurut institusi dan sektornya. Survei dilakukan kepada perusahaan finansial, perusahaan nonfinansial, pemerintah daerah, rumah tangga dan lembaga nirlaba.

Selain data primer, BPS juga mengajak agar kementerian/ lembaga untuk menyajikan data administratif yang ada di insitusi masing-masing.

"Teman-teman K/L untuk menyukseskan pengumpulan data administratif tadi. Nanti digabungkan dengan hasil data primer, sehingga bentuk data investasi akan lebih utuh dan rinci," kata Suhariyanto.

BPS menargetkan pada akhir 2018 ada beberapa indikator disagregrasi yang bisa ditampilkan, meskipun pengumpulan data masih berjalan hingga pertengahan 2019.

Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top