Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

BPBD Pertahankan Suplai Air 18 Desa di Trenggalek yang Terdampak Kekeringan

Foto : ANTARA/HO - BPBD Trenggalek

Petugas saat menyuplai bantuan air bersih di salah satu desa terdampak kekeringa di Trenggalek.

A   A   A   Pengaturan Font

Trenggalek - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur sampai saat ini masih mempertahankan suplai air ke 18 desa terdampak kekeringan, kendati daerah itu sudah beberapa kali diguyur hujan dengan intensitas sedang.

"Kami lanjutkan suplai air sesuai permintaan. Pantauan dan evaluasi kami di lapangan memang kondisi di 18 desa ini masih kesulitan air bersih," kata Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Triadi Atmono di Trenggalek, Senin.

Desa-desa yang masih mengalami krisis air itu adalah Desa Srabah dan Desa Depok di Kecamatan Bendungan, Desa Prambon, Desa Dermosari, Desa Duren dan Desa Gading di Kecamatan Tugu, Desa Besuki, Desa Ngrencak, Desa Kertosono, Desa Panggul serta Desa Karangtengah di Kecamatan Panggul.

"Kemudian ada Desa Tanggaran di Kecamatan Pule, Desa Mlinjon di Kecamatan Suruh, Desa Panggul dan Pandean di Kecamatan Dongko, Desa Pogalan di Kecamatan Pogalan serta di Kecamatan Watulimo ada Desa Gemaharjo dan Desa Ngembel," paparnya.

Namun, jumlah desa yang mendapat suplai air bersih sudah jauh menurun. Sebelumnya, BPBD Trenggalek mencatat ada 42 desa/kelurahan di 13 kecamatan yang mengalami krisis air bersih akibat pendangkalan aliran air awah tanah.

Sumur-sumur banyak yang mengering, pompa air milik warga juga tak bisa lagi menyedot air bawah tanah.

Belasan desa yang masih terdampak kekeringan itu merujuk laporan permintaan bantuan pengiriman suplai air bersih.

Triadi menyebut, pengiriman bantuan air bersih itu tak serta merta dilakukan karena ada proses auditor di lapangan untuk memastikan daerah terdampak layak menerima bantuan air bersih.

Dari hasil verifikasi di lapangan, di daerah itu masih banyak sumber air yang belum bisa diakses masyarakat.

"Oleh sebab itu kami tetap kirim bantuan air bersih untuk mencukupi kebutuhan keseharian masyarakat," katanya.

Di sisi lain, hujan yang sudah mengguyur sebagian wilayah Trenggalek membuat warga tak lagi mengalami kekeringan.

Secara umum awal musim hujan di Trenggalek terjadi pada November. Namun terdapat beberapa wilayah di Trenggalek yang masuk pada Desember.

Terdapat 74 Zona Musim (ZOM) di Jatim. Sebanyak 32 ZOM atau 43,2 persen memasuki hujan pada November, 55,4 persen atau 41 ZOM pada Desember dan 1,4 persen atau satu ZOM pada Januari.

Meskipun sebelum akhir tahun seluruh desa di Trenggalek diperkirakan mentas dari dampak kekeringan, namun pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada.

Sebab hujan lebat yang mengguyur Trenggalek berpotensi berdampak pada bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, banjir dan tanah longsor.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top