Selasa, 12 Nov 2024, 17:48 WIB

BPBD DKI Pasang Sistem Peringatan Dini Digital di 90 Lokasi Rawan Banjir

Arsip foto - Warga menunjuk alat peringatan dini sirine bencana banjir atau Disaster Early Warning System) (DEWS) yang terpasang di daerah Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Rabu (5/2).

Foto: ANTARA/ Fakhri Hermansyah

JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI memasang sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) berbasis digital  di  90 lokasi yang rawan banjir sepanjang 2024.

"Pemasangan EWS di sejumlah lokasi rawan banjir di Jakarta dilaksanakan pada 90 titik pada 2024," kata Kapusdatin Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Mohammad Yohan saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Yohan mengatakan 90 lokasi tersebut tersebar di 69 kelurahan.

Adapun sebaran lokasi yakni 3 titik di 3 kelurahan (Jakarta Pusat), 13 titik di 12 kelurahan (Jakarta Utara), 15 titik di 11 kelurahan (Jakarta Barat), 29 titik di 19 kelurahan (Jakarta Selatan), dan 30 titik di 24 kelurahan (Jakarta Timur).

"Data sementara lokasi masih bisa bergeser melihat kondisi lapangan," ujarnya.

BPBD DKI menargetkan kegiatan ini masih terus berjalan hingga bulan Desember 2024.

Dia menjelaskan, EWS memiliki delapan sensor antara lain untuk mencatat ketinggian air, debit air, kecepatan angin, arah angin, kecepatan aliran, suhu, kelembapan dan curah hujan.

Peringatan EWS akan masuk (terinput) secara otomatis ke dalam Sistem Informasi Manajemen Bencana (SIMBA) yang akan saling terintegrasi dan melengkapi.

Peringatan akan disampaikan melalui media radio, pesan singkat (SMS) dan WhatsApp yang sistemnya terpusat dari kantor BPBD serta laman https://bpbd.jakarta.go.id/.

Dengan demikian, EWS diharapkan efektif sebagai bentuk mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana banjir.

Sebelumnya, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengenalkan enam inovasi pengendali banjir yang ditempatkan pada lokasi-lokasi langganan banjir setiap kali hujan deras.

Beragam inovasi tersebut mulai dari pembangunan infrastruktur pengendali banjir di berbagai wilayah Jakarta, hingga optimalisasi dan pemeliharaan sarana prasarana pengendali banjir.

Enam inovasi pengendalian banjir tersebut, antara lain pembangunan infrastruktur pengendali banjir seperti waduk atau embung, penguatan tanggul kali, pembangunan sistem pompa (older), menyiagakan dan pengecekan berkala rumah pompa, pintu air, hingga alat berat

Juga, menyiagakan satuan tugas (satgas) di lapangan dan peningkatan kapasitas drainase kawasan.

Redaktur: -

Penulis: Alfred, Antara

Tag Terkait:

Bagikan: