Bogor Dorong Asupan Gizi untuk Anak
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bogor, Anas Resmana menjadi pemateri dalam Pesantren Kilat Ramadhan 1444 Hijriah di Gedung DPRD Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/4).
Foto: ANTARA/M Fikri SetiawanBOGOR - Para orang tua didorong untuk memenuhi asupan gizi anak secara seimbang guna mencegah stunting(kekerdilan pada anak) di kemudian hari. "Karena salah satu penyebab stunting adalah asupan gizi yang tidak seimbang. Jadi bukan jumlah makan, tapi pola makan, terutama asupan protein hewani. Telur sehari cukup satu butir," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bogor, Anas Resmana, Sabtu (15/4).
Dia mengatakan ini dalam acara Pesantren Kilat Ramadan (PKR) di Gedung DPRD Kota Bogor. PKR ini diinisiasi Komunitas Wartawan Jabodetabek bekerja sama unsur pondok pesantren dan didukung berbagai perusahaan. Anas menyarankan agar setiap anak mengonsumsi satu butir telur setiap hari untuk menghindari stunting. Sebab, telur mengandung omega seperti daging ikan.
"Ikan mengandung omega. Jadi, makanan yang paling enak adalah ikan yang ada telurnya. Sebab mengandung omegayang tidak dimiliki daging. Daging ada omeganya, tapi kecil-kecil," ujarnya.
Anas menuturkan untuk mencegah stunting juga pola asuh yang baik untuk anak. Menjaga perasaan anak agar tetap bahagia.
"Tidak bahagia bisa menyebabkan penurunan pertumbuhan badan. Kalau anak normal seharusnya senang. Anak bisa pendek, kalau hidupnya banyak tidak senang," katanya. Kini, DPRD dan Pemkot Bogor terus berkomitmen menekan angka stunting. Sebab dua tahun terakhir, angka stunting meningkat dari 16 persen menjadi 18,7 persen. Padahal pertumbuhan ekonomi Kota Bogor di atas rata-rata.
Sementara itu, BKKBN minta seluruh jajaran pemerintah daerah (pemda) bergerak cepat membelanjakan makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita untuk percepatan penurunan stunting. "Segera belanjakan anggaran yang sudah dialokasikan untuk percepatan penurunan stunting," harap Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo.
Dia khawatir kalau belanjanya pada bulan Agustus, akan bertepatan dengan diukurnya balita stunting yang juga diselenggarakan pada bulan Agustus. Jadi, kalau sampai kini belum belanja, repot. Hasto minta agar pemda menggunakan data BKKBN karena sudah tersusun secara by name by adress agar intervensi percepatan penurunan stunting tepat sasaran.
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 2 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
- 3 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
- 4 Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus
- 5 Perkuat Kolaborasi, PM Jepang Dukung Indonesia untuk Jadi Anggota Penuh OECD
Berita Terkini
- KAI Daop 1 Jakarta Ganti Rel Baru Sepanjang 45.950 Meter di 2024
- Antisipasi Serangan Harimau, Pemkab Mukomuko Sarankan Antar-jemput Anak Sekolah
- Nelayan Diimbau Dinas Perikanan Batam untuk waspadai Buaya Lepas dari penangkaran
- Mencari Makan ke Desa di Temanggung, Puluhan Monyet Ekor Panjang Kejutkan Warga
- Seberangi Sungai untuk Sekolah, Pelajar di Jember Gunakan Rakit Bambu