BNPT Ungkap 50 Ribu Dai-Daiyah Ditugaskan Cegah Radikalisme
Kepala BNPT RI Komisaris Jenderal Polisi Rycko Amelza Dahniel seusai membuka acara Sarasehan Bersama Dai dan Daiyah Jawa Barat dalam Rangka Pencegahan Radikal Terorisme di Indonesia di Kota Bandung, Rabu (24/5).
BANDUNG - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI menyatakan Kementerian Agama (Kemenag) saat ini telah memberikan tugas kepada sekitar 50 ribu orang dai dan daiyah di seluruh Indonesia untuk mencegah munculnya radikalisme dan terorisme di masyarakat.
"Kementerian Agama sudah menugaskan 50 ribu dai dan daiyah di seluruh Indonesia, sementara dari MUI ada 1.300 (dai-daiyah) yang ter-standardisasi menyebarkan ini dan mereka khusus menyebarkan, memberikan pemahaman, memberikan penjelasan, mengoreksi permasalahan yang berkaitan dengan radikalisme," kata Kepala BNPT RI Komisaris Jenderal Polisi Rycko Amelza Dahniel seusai membuka acara Sarasehan Bersama Dai dan Daiyah Jawa Barat dalam Rangka Pencegahan Radikal Terorisme di Indonesia di Kota Bandung, Rabu (24/5).
BNPT juga mendukung Program Dai Kebangsaan yang digagas Kementerian Agama dan unsur terkait lainnya dengan memberikan beberapa konten materi penangkal radikalisme dan intoleransi.
"Kami ingin memberikan pemahaman dan menyatukan tekad dan luruskan niat serta kita berikrar agar negeri ini tetap aman dan damai. Memperkuat keberagaman dan menatap ke depan semakin aman sejahtera," kata dia.
Pada momentum tersebut, Kepala BNPT juga menyatakan ada tren peningkatan intoleransi di kalangan pelajar SMK di Kota Bandung dan penelitian terhadap hal tersebut saat ini sedang dilakukan oleh BNPT.
Rycko mengatakan peningkatan penyebaran paham intoleransi di Kota Bandung belum mengarah pada ekstrem, artinya masih bisa dilakukan pencegahan sejak dini.
"Dan hasil penelitian terhadap anak SMK Kota Bandung menjadi lokus penelitian yang sudah mulai terjadi ada peningkatan tentang intoleran yang pasif, meskipun belum ke arah sana tapi sudah ada," ujar Rycko.
Dengan adanya potensi tersebut, Rycko menegaskan BNPT akan terjun langsung dan melakukan pencegahan sejak dini melalui lingkungan pendidikan sehingga para pelajar bisa tetap terjaga pemahaman toleransinya.
"Tentunya hal ini menjadi cambuk dan peringatan untuk kami semua untuk semakin gencar di sekolah SD, SMP dan SMA hingga universitas jangan sampai mereka kena tipu di manipulasi," kata dia.
Rycko menimpali, "Bilang belajar agama ternyata belajar kekerasan untuk tujuan politik kekuasaan mau bentuk negara, bentuk ini, bentuk itu lah, jangan sampai mereka di pecah."
Secara keseluruhan, lanjut dia, Jawa Barat merupakan wilayah dengan penduduk Muslim terbanyak di Indonesia, termasuk generasi mudanya juga terbanyak.
BNPT akan terus melakukan pengawasan dan pencegahan agar anak muda tidak terpapar paham intoleransi.
"Untuk generasi muda Muslim saat ini yang menjadi target jangan sampai dimanipulasi, dibohongin, dikibulin oleh pihak tertentu dengan menggunakan simbol-simbol agama," kata Kepala BNPT mengingatkan.
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya