Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Bencana I Anomali Cuaca dan Tiga Sungai Jadi Ancaman Warga Sumbar

BNPB dan BMKG Perkuat Sistem Peringatan Dini Banjir Lahar Dingin

Foto : antara/Muhammad Zulfikar

Seorang personel TNI memantau arus Sungai Batang Katiak pascabanjir lahar dingin Gunung Marapi di Kabupaten Agam..

A   A   A   Pengaturan Font

BNPB dan BMKG bekerja sama memperkuat sistem peringatan dini banjir lahar dingin dan tanah longsor di kawasan Gunung Marapi, Sumbar.

PADANG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bekerja sama untuk memperkuat sistem peringatan dini banjir lahar dingin dan tanah longsor di sekitar kawasan Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar).

"Segera buat sistem peringatan dini menggunakan kabel untuk mengukur tinggi muka air," kata Kepala BNPB Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto di Padang, Jumat (17/5).

Mengingat penguatan sistem peringatan dini tersebut tidak terlalu membutuhkan biaya yang besar, Letjen Suharyanto menyarankan penggunaan anggaran hibah dan rehabilitasi atau dana siap pakai. BNPB juga siap mendampingi pemerintah daerah untuk membangun sistem itu.

Suharyanto mengatakan pihaknya akan terus mendorong penguatan sistem peringatan dini bagi masyarakat khususnya yang bermukim tidak jauh dari kaki Gunung Marapi di Kabupaten Tanah Datar maupun Kabupaten Agam.

Pembuatan sistem peringatan dini tersebut sesuai dengan rekomendasi yang disampaikan BMKG pada saat rapat koordinasi kebencanaan. Lembaga itu menekankan pentingnya membangun sistem peringatan dini bencana banjir bandang langsung di masyarakat.

Senada dengan itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan sistem peringatan dini yang selama ini digunakan atau disampaikan instansi yang dipimpinnya, lebih kepada peringatan dini hujan. "Peringatan dini yang kami sampaikan adalah peringatan dini hujan, dan ini tidak terkait dengan peringatan dini banjir lahar," jelas dia.

Artinya, sambung eks Rektor Universitas Gadjah Mada tersebut, harus ada sebuah sistem peringatan dini yang mampu mengukur tinggi muka air seperti bentang kabel. Sehingga, apabila kabel itu terputus maka sirene secara otomatis akan berbunyi dan alat itu harus dipasang di bagian hulu sungai.

Ancaman Lanjutan

Setelah melakukan analisa BMKG menemukan adanya anomali cuaca. Sebab, meskipun musim kemarau, faktanya Provinsi Sumbar tetap dilanda hujan. Sehingga diperlukan penanganan jangka panjang secara permanen berupa kesiapsiagaan dan mitigasi guna mengantisipasi bencana serupa terulang lagi.

"Karena memang di sekitar kaki Gunung Marapi banyak pertemuan sungai bahkan hingga tiga sungai. Ini perlu ditangani dengan kesiapsiagaan dan mitigasi jangka panjang," ujar dia.

Kepala BMKG menegaskan hal itu perlu menjadi perhatian serius pemangku kepentingan. Sebab, jika tidak disikapi maka dapat menjadi ancaman berikutnya dan dikhawatirkan berdampak lebih besar dari sebelumnya.

Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi mengingatkan masyarakat yang bermukim di sekitar daerah aliran sungai yang berhulu dari Gunung Marapi untuk tetap mewaspadai potensi bencana susulan karena intensitas hujan masih tinggi.

"Berdasarkan pantauan drone Balai Wilayah Sungai Sumatera V masih ada penumpukan material sisa erupsi dalam jumlah besar di lereng Gunung Marapi. Ketika intensitas hujan tinggi, material itu bisa menyebabkan bencana susulan," kata Mahyeldi.

Untuk menyikapi hal itu, kata dia, pemerintah melalui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tengah berupaya untuk memitigasi potensi tersebut. Salah satunya dengan melakukan modifikasi cuaca. "Kita berharap modifikasi cuaca ini berhasil menekan potensi bencana susulan," katanya.

Kepala UPTD PSDA Wilayah Utara Sumbar Hendry Yuliandra menyebut hamparan material sisa erupsi tersebut berada sekitar tiga kilometer di atas pemukiman penduduk di Jorong Pagu-Pagu, Kenagarian Pandai Sikek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar.Ant/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top