Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Bisnis - Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Mencapai 11,8 Persen

BMRI Kaji Tiga Opsi Pendanaan Valas

Foto : Koran Jakarta/M Fachri

PAPARAN KINERJA - Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Hery Gunardi (kedua dari kiri), Direktur Treasury dan International Banking Darmawan Djunaidi dan Direktur TI & Operasi Rico Usthavia Frans (kiri) berbincang sebelum paparan kinerja Bank Mandiri triwulan II-2018 di Jakarta, Kamis, (19/7).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) tengah menyusun pendanaan valuta asing (valas) dengan tiga opsi, yakni emisi obligasi, bilateral loan, dan repo dengan underlying Surat Utang Negara (SUN).

Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan untuk pendanaan valas saat ini masih dikaji dari sisi tenor dan biaya yang paling efisien dan optimal, apalagi ada bank asing yang juga mau melakukan repo dengan underlying SUN. "Kita akan kaji sekitar 1 sampai 2 bulan, setelah itu baru akan kita putuskan.

Jadi antara obligasi, repo, atau bilateral dengan bank lain. Kebutuhannya di awal sebanyak 500 juta dollar AS," ungkapnya di Jakarta, Kamis (19/7). Menurut Tiko, semenjak adanya volatilitas di pasar global membuat banyak pihak menerbitkan dana valas, sehingga untuk mendanai dalam skala besar menggunakan dollar AS sangat menantang.

"Untuk bank lokal mendapatkan dana funding dengan transaksi dan tenor sebesar itu tidak mudah. Sedangkan, apabila sumbernya dari dalam negeri malah akan mengganggu kebutuhan di dalam negeri. Jadi bank asing lebih diprioritaskan terlebih dahulu," ujar dia. Untuk kredit valas, menurut Tiko, semua bank pasti akan mengerem, karena Loan to Deposit Ratio (LDR) valas semua bank sedang naik.

Begitu pula di Bank Mandiri cukup tinggi naiknya karena memang Dana Pihak Ketiga (DPK) valas baik tabungan maupun giro turunnya cukup signifikan di kuartal kedua ini. "Fenomena ini harus waspadai. Ke depan struktur pendanaan valas kita mau tidak mau akan meningkat," imbuh dia.

Hingga Juni 2018, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit 11,8 persen secara year on year (yoy) atau menjadi 762,5 triliun rupiah. Angka pertumbuhan tersebut sudah hampir sama dengan rata-rata pertumbuhan kredit Bank Mandiri selama 5 tahun terakhir sebesar 11,9 persen.

Laju positif itu terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit segmen korporasi besar sebesar 22,2 persen dan pertumbuhan kredit segmen mikro sebesar 24,8 persen menjadi 296,8 triliun rupiah dan 90,6 triliun rupiah. Bank Mandiri juga berhasil mencetak peningkatan laba secara signifikan tumbuh 28,7 persen menjadi 12,2 triliun rupiah dari Juni 2017.

Sedangkan aset Perseroan pada periode yang sama juga tumbuh 88,1 triliun rupiah atau 8,3 persen menjadi 1.155,5 triliun rupiah. Pertumbuhan laba terutama didorong pencapaian fee based income sebesar 12,9 triliun rupiah atau tumbuh 18,1 persen diiringi dengan penurunan biaya CKPN 15,4 persen.

NPL Membaik

Rasio Non Performing Loan (NPL) Bank Mandiri pun membaik dari 3,82 persen pada Triwulan II /2017 menjadi 3,13 persen pada triwulan II-2018 sehingga memangkas alokasi biaya pencadangan Bank Mandiri menjadi 7,9 triliun rupiah dari 9,3 triliun rupiah pada periode sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri, Hery Gunardi, menyatakan kinerja solid menunjukkan Bank Mandiri telah melakukan perbaikan yang signifikan, baik dari sisi pengelolaan aset produktif serta penajaman fokus bisnis, meskipun kondisi perekonomian eksternal masih belum sepenuhnya kondusif.

"Kami berupaya untuk terus agresif dalam menangkap peluang bisnis dengan memanfaatkan kekuatan produk dan layanan keuangan Mandiri Group. Kami juga konsisten dalam melakukan efisiensi biaya dan optimalisasi recovery kredit bermasalah agar tetap dapat membukukan profitabilitas dan memberi keuntungan kepada pemegang saham," pungkasnya.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top