Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kanker merupakan penyakit berbahaya yang membunuh banyak orang. Untuk memperpanjang usia penyintas kanker, para peneliti menemukan cara yaitu dengan memblokir bahan kimia yang diproduksi tumor.

Blokir Zat Kimia Tumor Perpanjang Usia Penderita Kanker

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kanker merupakan penyakit berbahaya dan menjadi penyebab kematian. Data International Agency for Research on Cancer (IARC) pada 2020 menunjukkan terjadinya peningkatan penderita kanker sebanyak 19,3 juta kasus dan angka kematian yang terjadi pada tahun itu mencapai 10 juta kematian.
Sampai saat ini para peneliti tidak benar-benar tahu pasti apa penyebab kematian dari penderita kanker. Mereka terus berusaha menemukan pengobatan yang tepat sekaligus memperpanjang harapan hidup pasien.
Kabar gembira datang dari Universitas California (UC), Berkeley. Peneliti di universitas tersebut berhasil menemukan jawaban penyebab kematian pada penyakit kanker melalui studi yang dilakukan pada hewan lalat buah dan tikus.
Mereka menjumpai bahan kimia yang diproduksi tumor terbukti memperpendek rentang hidup hewan tersebut. Zat kimia itu menyebabkan beberapa kerusakan pada organ-organ penting yang menyebabkan kematian.
Profesor biologi molekuler dan sel UC Berkeley, David Bilder, yang melakukan penelitian tersebut mengatakan, tumor pada lalat buah melepaskan zat yang menghalangi efek insulin. Hal ini menciptakan kerusakan pada jaringan yang disebut cachexia (sindrom kompleks yang ditandai dengan penurunan berat badan dan kehilangan otot) dan menjadi penyebab 20 persen kematian pasien kanker.
Untuk memperpanjang usia pasien, selanjutnya peneliti berinisiatif untuk memblokir zat kimia yang menciptakan kerusakan tersebut. Jika diterapkan pada manusia, upaya ini diharapkan dapat memperpanjang rentang hidup sehat bagi penderita kanker.
"Ini adalah cara berpikir yang benar-benar saling melengkapi tentang terapi. Anda mencoba membantu inang mengatasi efek tumor, daripada membunuh tumor itu sendiri," lanjut dia seperti dikutip Science Daily edisi Kamis (16/9) pekan lalu.
Lebih jauh seorang rekan pascadoktoral di lab Bilder bernama Jung Kim, menemukan bahwa tumor pada lalat buah melepaskan zat kimia yang mengganggu sawar/penghalang (barrier) antara aliran darah dan otak. Gangguan sekat itu itu berakibat bercampurnya dua lingkungan dapat mengakibatkan berbagai penyakit, seperti infeksi, trauma, dan bahkan obesitas.
Kerja sama antara dengan laboratorium profesor UC Berkeley, David Raulet, dan Kaoru Saijo, Kim dan Bilder menunjukkan bahwa tumor pada tikus yang melepaskan bahan kimia yang sama yaitu sitokin yang dikenal sebagai protein yang berperan dalam kekebalan tubuh.
Pada tikus tersebut ditemukan sebuah sitokin yang disebut interleukin-6 (IL-6). Senyawa ini membuat sawar darah dengan otak bocor, menyebabkan terjadinya percampuran antara aliran darah dan otak.
Zat kimia pada lalat buah dan IL-6 keduanya terbukti mampu memperpanjang umur lalat buah dan tikus dengan tumor ganas.
"Sitokin IL-6 diketahui menyebabkan peradangan. Apa yang baru di sini adalah bahwa peradangan yang diinduksi tumor ini sebenarnya menyebabkan penghalang darah-otak terbuka," ujar dia.
"Jika kita mengganggu proses pembukaan itu dan membiarkan tumornya, maka inangnya dapat hidup secara signifikan lebih lama dan lebih sehat dengan beban tumor yang sama," kata Bilder.

Cari Obat yang Tepat
Dengan memahami hubungan tersebut para ilmuwan harus menemukan obat yang dapat menghalangi tindakan pembukaan penghalang darah dan otak tanpa mengubah efeknya di tempat lain. Obat semacam itu berpotensi memperpanjang rentang hidup dan rentang kesehatan pasien kanker manusia.
Namun obat kadang yang menargetkan sel tumor kadang melahirkan efek resistensi. Karena tumor memiliki variabilitas genetik klon yang resisten terhadap obat, dengan dampak kambuhnya kanker.
"Tetapi jika Anda dapat menargetkan sel inang, mereka memiliki genom yang stabil dan tidak akan menjadi resisten terhadap obat ini. Itulah tujuan kami, memahami cara tumor mempengaruhi inang dan menyerang bagian inang dari tumor," pungkas dia. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top